TERNATE-PM.com, Kebakaran yang terjadi di perkebunan milik warga pada Rt 013, Rw 01 kelurahan Tabona Barat, Kecamatan Ternate Selatan pada Jumat, (14/02/2020) sekitar pukul 22:30 WIT, apinya kembali membesar setelah sebelumnya sudah berhasil dipadamkan warga sekitar pukul 05:02 WIT.
Api yang kembali membesar pada Sabtu, (15/02/2020) diketahui warga pemilik lahan yang juga mengalami kebakaran sekitar pukul 11:30 WIT. Setelah mengetahui api kembali membesar, warga yang memiliki tanaman di sekitar lokasi langsung melakukan pemadaman secara manual dengan menggunakan air yang telah dicampur dengan tanah. Selain menggunakan air yang telah dicampur tanah, warga juga memadamkan api menggunakan tanah serta ranting pohon untuk mencegah agar api tidak merembet ke kebun warga lainnya.
Salah satu pemilik lahan yang terkena dampak kebakaran, Ano (33) mengatakan, api kembali membesar dan hampir merembet ke kebun warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Menurutnya faktor kembali membesarnya api dikarenakan kencangnya angin dan lokasi kebakaran berada dipuncak bertebing dan memiliki banyak pepohonan yang mudah terbakar. “Api ini tadi pagi sadah padam pukul 05:02 WIT, cuman karena angin deng masih ada kayu-kayu yang tabakar, dan belum padam secara keseluruhan akhirnya kembali terjadi dan cukup besar juga. Hanya saja api yang manyala ini cuman di tengah-tengah lokasi kebakaran saja karena yang di samping sudah dibersihkan dan torang sudah kasih padam,” ujarnya kepada poskomalut.com setelah dirinya bersama warga selesai melakukan pemadaman.
Ano menambahkan, akibat kebakaran tersebut, tanaman Cengkeh dan Pala miliknya juga ikut dilahap si jago merah. Tanaman miliknya yang terbakar malam hari berjumlah 7 pohon yang rencananya akan dipanen hari Minggu ini. “Pala yang tabakar lima pohon dan cengkeh dua pohon. Tapi tra apa sudah, musibah bagini saya cuman bisa terima saja. Padahal rencananya hari minggu besok torang sudah mulai ba nae (panen),” kesalnya.
Pasca kebakaran, diperkirakan kerugian yang dialami oleh Ano hampir mencapai 10 juta. Jumlah kerugian tersebut berdasarkan kalkulasi setiap pohon pala yang dipanen hampir mencapai tiga juta tergantung banyak buah yang dimiliki. “Biasanya kalau panen, satu pohon hampir mencapai tiga juta. Pala inikan harga juga mahal, mulai dari fuli dan bijinya,” tambahnya.
Atas peristiwa ini, dirinya berharap api yang telah dipadamkan tidak kembali menyala lagi sehingga masyarakat yang juga memiliki tanaman yang akan dipanen di sekitar lokasi kebakaran tidak terlalu khawatir. “Yang paling penting lagi itu semoga saja turun hujan supaya api samua bisa padam. Karena beberapa titik yang ada juga ini di tebing dan torang juga tra bisa sampai ke situ. Tapi torang sudah mengantisipasinya dengan kasih bersih yang di samping-samping supaya jang dia merembet lagi,” tutupnya.
Dari pantauan poskomalut.com di lokasi, beberapa titik kebakaran hingga saat ini masih berasap dan belum padam secara keseluruhan (OP-red)
Tinggalkan Balasan