TERNATE-PM.com, Sosialisasi proyeksi dan mitigasi bencana yang di selenggarakan oleh Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI Polri (FKPPI) Maluku Utara merupakan program dari Badan Bela Negara FKPPI, yang Bertempat di Aula Polres Ternate, Selasa (21/01/20).
Hadir dalam sosialisasi itu, Setiawan dari BMKG Stasiun Meteorologi, kepala BMKG stasiun Geologi Kustoro Hadiatmojo, PVMBG Gunung Gamalama Haji Darno Lamane, Kepala Kantor SAR Ternate Muhammad Arafah, Kepala BPBD Ternate Arif A. Gani, dan Kapolres Ternate AKBP. Azhari Juanda, sekaligus Kepala Badan Bela Negara. Juga dihadiri Para Danramil dan Kapolsek se-Kota Ternate serta Babinsa dan Babinkamtibmas, Ketua KBPPP Maluku Utara, Ketua Bhayangkari, Persit kartika Chandra dan Jalasenastri.
Kepala Badan Bela Negara Asgar Saleh mengungkapkan, ada lima satuan yang bertugas khusus untuk mengontrol setiap kondisi dan situasi pada wilayah Maluku Utara. Lima satuan itu diantaranya, satuan penanggulangan bencana, satuan tugas Narkoba, Satuan tugas anti korupsi, satuan tugas pencegahan HIV/AIDS, dan satuan tugas radikalisme dan intoleransi.
Penanggulangan bencana menjadi langkah pertama dalam melakukan sosialisasi, dikarenakan pada awal tahun 2020 ini beredar informasi prediksi-prediksi bahwa kemungkinan terjadi bencana. Langkah sosialisasi proyeksi dan mitigasi ini merupakan bagian dari antisipasi dini terhadap bencana yang sewaktu-waku dapat terjadi. “Wilayah Maluku Utara merupakan daerah yang rawan akan bencana alam. Bercermin dari tahun 2019, Wilayah Malut sudah tiga kali dilanda gempa bumi dengan skala yang cukup besar dan dua diantaranya berpotensi Tsunami. Maka dari itu, dilakukan sosialisasi proyeksi dan mitigasi untuk siap siaga dan mengantisipasi bencana,”ungkap Asgar
Sementara dalam pemaparan Setiawan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, tercatat ada 1.659 kali gempa bumi tektonik di Maluku Utara dan yang dilaporkan terasa ada 144 goncangan. “Setidaknya pada tahun 2019, ada tiga kali gempa bumi bermagnitudo besar yang terjadi di wilayah Maluku Utara. Pertama pada 7 Juli 2019, tercatat gempa bermagnitudo 7,1 mengguncang barat daya Kota Ternate. Kemudian pada 14 Juli 2019, gempa bermagnitudo 7,2 juga mengguncang Halmahera Selatan,” papar Setiawan.
Selain itu adapun, penjelasan dari Kepala PVMBG Gunung Gamalama Haji Darno Lamane. Darno menjelaskan, Gunung Gamalama merupakan Gunung merapi yang paling aktif di Indonesia. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan sewaktu-waku terjadi letusan.
Dikatakan Darno, perlu untuk diketahui, daerah pemukiman yang diduduki masyarakat ini, merupakan bagian dari perut Gunung Gamalama. Daerah yang rawan akan dampak dari letusan. Sebab, jaraknya cukup dekat dengan kawah gunung Gamalama. “Pada tahun 1958 Gunung Gamalama letusan pertama, letusan terakhir Oktober 2018. Jadi sudah 84x letusan, dan status gunung Gamalama pada level 2 waspada. Masyarakat tidak direkomendasikan berada pada jarak yang dekat dengan puncak Gunung dengan jara 1,5 kilometer,”imbuhnya.
Sementara Asgar Saleh yang didaulat sebagai Moderator turut menjelaskan, pemaparan dari berbagai sumber. Menurut Asgar, pemaparan BMKG tadi, bisa dikatakan bahwa tidak menutup kemungkinan akan terjadi gempa-gempa kesekian kalinya. Karena seperti yang diketahui bahwa wilayah Maluku Utara berada pada titik pertemuan antar dua lempeng besar yang sewaktu-waku bisa bertabrakan dan menyebabkan gempa tektonik. “Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan juga bahwa akibat dari gempa pertemuan dua lempeng yang menyebabkan gempa, ini juga berdampak pada aktifitas Gunung Gamalama,”jelasnya.
Dari pemaparan ketiga pemateri tadi, kata Asgar seharusnya ada reaksi dari Pemerintah. Basarnas dan BPBD harus menjelaskan soal kesigapan dalam penyelamatan dan pengamanan terhadap masyarakat. “Basarnas merupakan bagian penyelamatan bencana, juga berupa kecelakaan laut dan darat. Selain itu BPBD juga bertugas untuk proses pengevakuasi dalam menanggulangi bencana. Keempat pemateri tadi bisa dikatakan mereka menjelaskan bagaimana alur koordinasi antara sesama satuan yang menanggulangi bencana,”jelasnya.
Terakhir, Asgar mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam sosialisasi proyeksi dan mitigasi bencana 2020. Dia mengharapkan, sosialisasi berbagai potensi bencana dan upaya mitigasi di Ternate untuk tahun 2020, yang dilaksanakan Badan Bela Negara FKPPI Maluku Utara di aula Mapolres Ternate bisa bermanfaat sebagai pengetahuan dan kesiapsiagaan untuk bersama. Agar masyarakat juga siap siaga dalam menerima informasi. (AP/red)
Tinggalkan Balasan