MOROTAI-PM.com, Setelah penemuan tengkorak manusia di belakang Kantor Samsat Morotai, Rabu (11/12/2019), warga Desa Galo Galo, Kecamatan Morotai Selatan (Morsel) kembali digegerkan dengan ditemukannya sesosok bayi perempuan berumur sekitar 1 tahun tak bernyawa dan terapung di perairan Desa Galo Galo.
Berdasarkan data yang dikantongi koran ini bayi tersebut ditemukan warga sekitar pukul 12.00 WIT. Usai menemukan warga langsung melaporkan ke pemerintah desa setempat. Warga dengan menggunakan sejumlah perahu langsung ke TKP untuk melakukan evakusasi. Setelah diselidiki ternyata bayi tersebut dikabarkan berumur 1 tahun adalah Inggrid Makutika, beralamat di Desa Saminyamau, Kecamatan Morotai Selatan Barat (Morselbar).
Temuan mayat bayi itu dibenarkan oleh Kades Galo Galo Jauhar, ketika salah satu wartawan mengonfirmasi kepadanya melalui handphone. “Hari ini (11-12-2019) pukul 12.00 WIT earga Desa Galo-Galo menemukan korban kecelakaan laut tersebut terapung di pesisir pantai laut Desa Galo-Galo,”ungkapnya.
Korban langsung dibawa ke rumahnya, kemudian Kepala Desa Saminyamau membawanya untuk diserahkan ke orang tuanya. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulau Morotai, telah terjadi kecelakaan laut di antara Desa Saluta, Kecamatan Galela Utara Kabupaten Halmahera Utara dan Desa Saminyamau, Kecamatan Morotai Selatan Barat Selasa 10 Desember 2019 sekitar pukul 10.00 WIT. Dimana 1 unit Loongboat yang ditumpangi 5 orang tenggelam.
5 orang di antaranya Selsius Djubela (56), Ardiana Tundo (70), Agustina Djubela (20), Fino Unya (8) dan Inggrit Makutika (1 tahun). Kronologis kejadian pada pukul 10.00 WIT korban bersama keluarganya naik Loongboat berangkat dari Desa Saluta menuju Desa Pulau Saminyamau. Dalam perjalanan kurang lebih satu jam (Pukul 11.00 WIT), terjadi cuaca ekstrim sehingga korban dan ibunya Agustina Djubela terlempar ke laut.
Seketika itu juga kakek korban Selsius Djubela, meloncat dari Loongboat untuk menyelamatkan korban bersama ibunya. Kakek bersama ibu korban mengangkat korban dan berusaha berenang. Namun dengan cuaca yang begitu ekstrim kakek menyuruh ibu korban berenang mengejar Loongboat, sementara kakek berenang sambil menggotong korban. Tak lama kemudian lantaran kelelahan korban sudah tidak ada di genggaman kakek.
Keluarga korban dengan menggunakan Loongboat melakukan pencarian namun tidak menemukan korban, dan diputuskan untuk menuju Desa Saminyamau untuk meminta pertolongan warga.
Hari pertama armada nelayan Desa Saminyamau, tim BPBD dan Polairut melakukan operasi SAR di area laut antara Desa Saluta, Tanjung Jere dan Desa Saminyamau namun hasilnya nihil. Di hari kedua warga menemukan korban terapung di pesisir laut Desa Galo-Galo.(ota/red)
Tinggalkan Balasan