TOBELO-PM.com, Keuangan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Halmahera Utara (Halut), kian memburuk. Hal ini dengan turunnya Dana Insentif Daerah (DID) tahun 2020 tersisah Rp 8 miliar, dari sebelumnya Rp 18 miliar. Faktor turunnya DID ini, lantran kinerja buruk Pemda Halut ditiga sektor.

“DID Pemda Halut sudah turun menjadi Rp 8 miliar dari sebelumnya Rp 18 miliar itu hanya melekat di indikator sektor pendidikan,” ungkap Ketua Komisi II DPRD Halut, H. Samsul Bahri Umar, Senin (26/01/2020).

Ia membeberkan, turunnya DID begitu drastis, dilihat dari tiga faktor kinerja Pemda, yakni keterlambatan paripurna pengesahan APBD, tidak mencapai prestasi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan tidak tepat pencapaian target PAD. Dari ketiga faktor itu, lanjutnya, dibagi dalam 25 indikator yang tidak mencapai target pendapatan di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Ke 25 indikator itu, hanya dari indikator Pendidikan yang mencapai target PAD, sehingga mendapat DID senilai Rp 8 miliar.

“Turunnya DID ini, karena tiga faktor yang dibagi dalam 25 indkator, hanya satu indikator pendidikan yang mendapat dana Rp. 8 miliar, sementara 24 indikator tidak mendapat DID,” ujarnya.

Lanjutnya, anggaran DID yang bersumber dari Pusat itu, rupanya sumber sandingan data diambil dari Badan Statistik Pusat (BPS). Bahkan data BPS menyebutkan bahwa sektor Pertanian, dan perikanan sangat minim, karena Halut lebih fokus pada pertambangan diangka 31 persen untuk peluang kerja. “Ini tidak bisa dipungkiri dari data BPS, tentang peluang kerja dan pendapatan hanya mengharapkan pertambangan,” ujarnya. (mar/red)