TERNATE-PM.com, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Ternate Provinsi Maluku utara Memperingati Hut ke 74 dan HGN bertempat di Duafa Center Kelurahan Gamalama Kecamatan Ternate Tengah Maluku Utara, Senin (25/11/2019).
Namun sayangnya, perayaan hari Guru Nasional masih diisi duka para guru PTT dan Guru honorer, salah seorang Guru honorer di salah satu SD negeri di Kota Ternate bernama Yani mengaku, selama 3 tahun mengajar ia hanya dibayar Rp 150.000 per bulan. Mirisnya honor tersebut terkadang hanya bisa dibayarkan selama 3 bulan sekali. “Kalau dana dari BOS turun kalau mencukupi kalau tidak mencukupi, ya tidak dibayar. Karena memang uangnya itu tidak ada alokasi yang tetap untuk honorer,” jelasnya kepada poskomalut.com Senin (25/11/2019).
Ketika disinggung apa yang membuat ia bertahan sampai saat ini, Yani menuturkan, ia dan kerabatnya merasa tersentuh melihat anak-anak di Indonesia tidak mendapatkan hak ilmunya. “Dia merasa Gembira, suka damai yang dari dalam hati itu selalu ada. Artinya, bahwa kami, karena ini panggilan jiwa terus kemudian kalau mengatakan dukanya tentu saja kita hanya bisa berduka sampai hari ini saya sendiri masih digaji 150 ribu per bulan,” kata Yani Senin (25/11/2019).
Senada, Fatmi jalil guru PTT di SD Negeri 33, atau dikenal SD 1 Salero mengiyakan di SK gaji tujuh ratus, tapi kenyataannya hanya menerima tiga bulan sekali atau dua bulan. “Saya sabar hadapi semua itu, karena saya sadar honorer jadi saya harus sabar walaupun gajinya tidak setiap bulan tiga bulan sekali tapi saya sabar,”kata dia.
Ia berharap, kepada Pemerintah agar meningkatkan mutu guru honorer karena bekerja sama seperti PNS. “Bagaimana kalau ditambah gajinya tambah rajin, dan lebih memprioritaskan guru honorer atau memperhatikan guru honorer sendiri di daerah kota ternate,” pungkasnya. (Cr02/red)
Tinggalkan Balasan