TERNATE-PM.com, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Babullah mengingatkan agar berhati-hati dengan fenomena Haze atau (Kekaburan Udara) di wilayah sebagian besar Maluku Utara, karena bisa membatasi jarak pandang pelayaran.

Prakirawan BMKG Stasiun Babullah Ternate Justian Gelangsong, Rabu (16/10/2019) menyatakan bahwa jarak pandang terbatas, seperti diselimuti kabut asap yang diisukan dampak dari kebakaran hutan, nyatanya bukanlah hasil pembakaran tetapi sebuah fenomena alam penguapan partikel basah ke udara. 

“Itu disebakan proses penguapan, karena beberapa hari ini wilayah Maluku Utara cukup  panas  dan beberapa hari sebelumnya terjadi hujan,  sehingga di ketinggaian terlihat berkabut,” kata Justia kepada poskomalut.com di Ruang Observer BMKG.

Justia membantah fenomen henz dikaitkan isu kebakaran hutan yang sedaang berkembang di tengah masyarakat. Ia mengaku, perbedaan kabut dan asap tidak sama, dimana asap disebabkan oleh tebaran partikel kering hasil pembakaran, sedangkan kabut adalah proses penguatan penguapan partikel basah ke udara.

Meski Fenomena Haze sudah terjadi sejak beberapa hari lalu, dan tanpa disadiri warga, namun kondisi itu tidak mengancam visibility (jarak pandang ) sebuah maskapai untuk beroprasi. “Bisa berdampak apabila visibiliti di bawa 1000 Km. Dalam kondisi itu maka kita akan beritahukan ke pihak terkait untuk menunda penerbangan,”ungkap Justia 

Ia menjelaskan, jarak pandang yang teramati masih sekitar 7000-8000 Km. BMKG memastikan fenomena haze akan terjadi hingga 3-4 hari kedepan . 

Selain itu, BMKG mengimbau bagi masyarakat yang melakukan aktivitas di wilayah perairan di Maluku Utara,  selalu memantau kondisi cuaca. Lantaran fenomena kabut tersebut dapat mengurang jarak pandang  di wilayah peraian,  para kapten kapal diminta memperhatikan navigasi untuk  menjaga jarak kapal, sehingga terhindar dari kecelakaan. (i-phan/red)