TERNATE-PM.com, Jumlah kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan isolasi diri mandiri terus meningkat di Provinsi Maluku Utara atas kasus Virus Corona (COVID-19), sementara ruang isolasi rumah sakit rujukan sangat terbatas. Sehingga Gubernur Maluku Utara KH Abdul Gani Kasuba bersama tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Provinsi dan Kota Ternate mendatangi Balai Latihan Kerja (BLK) Ternate, untuk berkoordinasi pemakaian gedung untuk dijadikan lokasi isolasi terhadap orang yang bertemu atau kontak dengan pasien positif COVID-19.

Kadis Disnakertras Malut (pakai masker) dan Kepala BLK Ternate saat lakukan koordinasi sebagai mitra untuk pemakain BLK sebagai lokasi isolasi covid 19

Namun permintaan Gubernur Maluku Utara itu ditolak oleh kepala BLK Ternate, Muhammad Assagaf dengan alasan tidak diberikan izin oleh Dirjen, sehingga pihaknya tidak berani ambil keputusan secara mendadak, karena larangan tersebut sudah disampaikan Selasa 24 Maret 2020. Pasalnya, didalam asrama BLK masih ada siswa dari kabupaten/kota dan Sulawesi Utara yang sementara tinggal dan lanjut pelatihan selama satu bulan lagi.

Mendengar alasan kepala BLK Ternate ini membuat gubermur Maluku Utara marah dan meminta pada Sekda Malut segera berkoordinasi dengan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi, dan laporkan pada Presiden Jokowi, karena tidak memberikan fasilitas dalam rangka menghadapi bencana nasional COVID-19 ini.

Gedung BLK Kota Ternate

Amatan Posko Malut, Gubernur Malut mendatangi BLK Ternate, didampingi Sekda Malut Samsuddin A Kadir yang juga ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Malut, Arif Gani Ketua Gugus Tugas Kota Ternate, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Disnakertras) Malut Ridwan Hasan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Malut, kepala Biro Protokoler Kerjasama Komunikasi Publik Setda Malut Muliadi Tutupoho, Rabu (25/3/2020) sekitar pukul 11.30 wit. Kedatangan orang nomor satu di Pemprov Malut di gedung BLK Ternate, Kepala BLK Ternate tidak berada di tempat sehingga gubernur Malut dan rombongan harus menunggu sampai setengah jam.

Kepala BLK Ternate Muhammad Assagaf mengatakan kemarin (selasa) telah menyampaikan pada Sekda Malut melalui telepon seluler permintaan maaf pada Gubernur Malut dan Sekda bahwa hasil koordinasi dengan pihak Dirjen atas permintaan pemakaian gedung BLK ternate untuk lokasi isolasi, tidak diijinkan karena tempat ini tempat pelatihan, bahkan dengan Wabah COVID-19 ini peserta Bording dari kabupaten lain dan Sulut tetap berada di dalam asrama, sedangkan yang di Ternate diliburkan dulu.

“Kemarin saya sudah kordinasi dengan orang di dirjen sana mereka todak izinkan, bahkan ada edaran menteri perserta Bording dari kabupaten lain di Malut dan Sulut tetap belajar dan tinggal di dalam asrama, dan saya sudah sampaikan permintaan maaf pada Gubernur dan Sekda, bahwa dari Dirjen tidak mengizinkan LBK jadi loaksi isolasi pasien Kovid-19,”katanya.

Dirinya hanya menjalankan perintah dari pusat, sehingga tidak bisa ambil keputusan untuk saat ini, maka diri juga mempersilahkan pada Pemprov Malut berkoordinasi dengan menteri, dan laporkan pada Presiden. “Saya Cuma jalan perintah atasan saya, jadi silahkan Pemprov laporkan kementeri dan Presiden,”katanya.

Menurutnya, Asrama BLK Ternate itu hanya 20 kamar, gedung-gedung yang banyak itu semua gudang alat-alat mesin, dan sebagian gedung itu rumah dinas pegawai BLK Ternate, jadi kalau BLK Ternate jadi lokasi isolasi, terus alat-alat mesin alat-alat prakter di dipidahkan kemana. “Alat-alat mesin dalam gudang sana besar-besar kita pindahkan ke mana, kalau tempat ini jadi lokasi isolasi, Asrama di BLK Cuma 20 kamar gedung-gedung yang banyak itu gudang mesin dan tempat praktek,”ujarnya. (iel/red)