Sebut Tidak Perhatikan Masyarakat Lingkar Tambang

SOFIFI-PM.com, Gubernur Abdul Gani Kasuba (AGK) tampak gerah dengan keberadaan perusahaan pertambangan di Maluku Utara (Malut). Ini karena, dari sektor pertambangan di Malut yang kian tumbuh, tetapi masyarakat yang berada di area lingkar tambang masih miskin alias belum sejahtera.

Menurut gubernur, jumlah pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi di Malut sebanyak 103 yang tersebar di kabupaten/kota. “Tapi masyarakat di lingkar tambang masih miskin atau belum sejahtera, ini ada apa?,” tandas AGK dengan tanya.

Lanjut AGK, tak heran muncul gejolak di kalangan masyarakat lingkar tambang, karena diduga perusahaan tambang tidak memperhatikannya. ”Saya yakin kalau perusahaan tambang memperhatikan  masyarakat lingkar tambang, pasti tidak ada gejolak. Bahkan ekonomi mereka masti meningkat,” ujarnya.

Menurutnya, perusahaan tambang tidak rugi jika menyekolahkan generasi di lingkar tambang sebanyak 500 orang untuk lanjut studi sarjana, magister dan doktor, iika dibandingkan dengan hasil angkutan tanah ribuan ton. ”Ribuan ton tanah yang diangkat, namun masih ada masyarakat lingkar tambang yang miskin, paling tidak bisa menyekolahkan masyarakat lingkar minimal 500 orang baik S1, S2 dan S3,” katanya.

Orang nomor satu di Pemprov Malut mengaku heran jika kemiskinan ada di masyarakat lingkar tambang, ini ada apa, dan bisa diduga perusahaan tidak memperhatikan mereka. ”Raturan miliar, bahkan triliun hasil tambang tapi masayarakat di lingkar tambang ada yang miskin, itu ada apa. Untuk itu, Pemprov Malut akan ambil tindakan,” bebernya. AGK mengharapkan pada perusahaan tambang dapat memperhatikan masyarakat lingkar tambang, sehingga mereka tidak menjadi penonton. Paling tidak memperhatikan mereka di bidang pendidikan dan kesehatan. ”Saya berharap, perushaan tambang dapat memperhatikan masyarakat yang ada di lingkar tambang, tenaga kerjanya, pendidikan dan kesehatan,” harapnya. (iel/red)