GURABUNGA merupakan salah satu desa adat dengan keunikan yang masih tetap lestari hingga kini di Tidore. Kawasan Tidore sebenarnya memiliki suhu yang panas, namun ternyata desa ini populer dengan “kulkas” nya Tidore karena hawanya yang begitu sejuk. Berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, desa unik ini memiliki panorama yang mampu memikat hati.

Lokasinya yang berada di punggung Gunung Kie Matubu membuat kita harus memiliki energi yang ekstra besar untuk sampai ke sana. Kendaraan pun harus dipersiapkan sebaik-baiknya karena kondisi jalannya yang berliku dan terjal.

Nama Gurabunga ini dulunya adalah sebuah nama danau dalam bahasa warga Tidore. Konon, danau tersebut menjadi kering serta dimanfaatkan untuk bertani oleh warga sekitar. Eksotisme desa unik ini terpancar dari jalanan desa yang rapi serta bunga-bunga yang indah dan cantik.

Perjalanan menuju ke Gurabunga merupakan perjalanan panjang dan memakan waktu setengah jam berjalan kaki. Namun, semua akan terbayar sudah jika kita telah melihat keindahan alam desa unik di Tidore ini.

Kita dapat merasakan kesejukan udara yang siap menyapa. Saat siang hari pun terkadang jalanan di desa ini sedikit berkabut. Tetapi inilah yang menambah keindahan panorama alam Gurabunga.

Tak seperti kebanyakan daerah terpencil, jalanan di desa unik ini sangat tertata rapi. Bunga-bunga nan cantik menghiasi hampir di setiap pekarangan rumah penduduk. Masyarakat sekitar desa banyak yang membudidayakan bunga-bunga cantik untuk dijajakan kepada para pengunjung. Hal inilah yang juga menambah daya tarik pengunjung.

Gurabunga – Kota Tidore Kepulauan (Foto DJuli P)

Dari desa Gurabunga kita dapat menikmati suguhan panorama yang menawan. Terdapat lautan yang biru terhampar memikat hati, angin sepoi-sepoi turut membelai wajah dengan kesejukan hari. Bahkan, pulau Halmahera terlihat jelas dari desa ini.

Bukan hanya menyuguhkan eksotisme keindahan alam serta kesejukan udara, Gurabunga juga memiliki rumah adat yang biasa disebut Folajikusesurabi. Kita bisa mengunjungi rumah adat ini untuk berkenalan dengan budaya masyarakat Tidore sejak zaman dahulu.

Nama Folajikusesurabi diambil dari kata Fola yang berarti rumah, Jiku yang bermakna sudut, serta Surabi yang berarti serambi atau teras. Secara sederhana, Folajikusesurabi berarti rumah tinggal yang mempunyai teras atau serambi.

Konon, rumah adat ini memiliki empat sudut yang disebut Mabuku. Penekanan pada jiku atau mabuku ini memiliki arti pembatasan empat hal untuk penghidupan batin serta keagamaan.

Mengunjungi desa ini akan memberikan kesan mendalam di memori kita. Selain itu, keunikan dari alam Tidore merupakan salah satu warisan budaya adat yang patut dilestarikan. (pesona indonenesia/pesona trave/kementeriaan pariwisata RI)