WEDA-PM.com, Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Halmahera Tengah, mencatat kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menjadi penyakit paling tinggi di Halteng, dibandingkan penyakit lain. Ini berdasarkan data yang direkap dinkes maupun data di puskesmas. Meski begitu, dinkes belum merilis total kasus ISPA yang selama ini diderita warga.

Menurut Kadis Kesehatan Rijja Rajana, penyakit ispa mendominasi di beberapa tempat dan semua itu berada di wilayah lingkar tambang. “Dari hasil data puskesmas, penyakit ispa di lelilef, Kobe, Weda, Pulau Gebe dan Sagea. Ini yang mendominasi angka ispa itu tinggi dan konstribusinya yang besar,”ungkap Kadinkes.

Kadinkes menjelaskan, berdasarkan hasil analisa dinas kesehatan, aktivitas perusahan tambang menjadi penyebab munculnya ispa di halteng, terutama di wilayah tambang. “Analisa kami dampak dari beberapa aktifitas tambang yang menyebabkan adanya partikel-partikel yang memicu terjadinya ispa,”jelasnya.

Angka kasus di halteng kata dia, dipetakan menjadi dua strata, yang mana ada penyakit yang masuk dalam sepuluh besar, kemudian ada penyakit yang tidak masuk sepuluh besar. “Ispa menjadi penyakit paling tinggi di Halmahera Tengah,”ujarnya.

Menurut Kadinkes, untuk mengatasi itu, beberapa langkah sudah dilakukan oleh dinkes. Seperti pendekatan keluarga sehat, dan ada 12 indikator pendekatan keluarga sehat. Juga program terintegrasi dengan PKK dalam rangka untuk penghijauan rumah dan lingkungan.  “Karena kita tahu bahwa di tumbuhan itu mengeluarkan O2 dan kita mengeluarkan Co2. Segingga diharapkan ada partikel-partikel yang bisa menjadi simbiosis mutualisme bagi tumbuhan hidup dan bisa mengeluarkan O2 untuk kita hirup,”pungkas Kadinkes. (ies/red)

Artikel ini sudah diterbitkan di SKH Posko Malut, edisi Rabu, 23 Oktober 2019, dengan judul’ Ispa Penyakit Tertinggi di Halteng’