LABUHA-PM.com, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Jaringan Pendamping Kebijakan Pemerintah (JPKP), Kecamatan Bacan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Sukandi Ali diduga kuat berulah menggelapkan Dana Bantuan Operasi bayi tanpa anus (1 Tahun) senilai Rp 8 juta rupiah.
Bantuan dari para pengusaha Glundung (tromol) atas rekomendasi Pemdes Kusubibi tersebut tidak sampai kepada keluarga bocah tanpa Anus, malah dipakai secara pribadi.
Padahal Sukandi sendiri, menurut ibu korban sempat memperlihatkan uang hasil pungutan Donatur yang di kumpulkan Sukandi di Desa Kusubibi Kecamatan Bacan Barat.
Kepada sejumlah Media, Ibu kandung bocah tanpa anus Nasria Bongso mengatakan, secara pribadi Ia merasa kecewa dan sesalkan sikap Sukandi, kenapa nama anaknya yang dijadikan jualan di Desa Kusubibi, namun pada akhirnya, anaknya tidak diberangkatkan untuk operasi.
“Padahal, tujuan dari di kumpulkan (Donatur) adalah untuk biaya operasi anak saya di Manado, Sukandi sendiri bilang kakak perempuan dan kakak laki-laki (Orang tua Mawar) ini Mawar pe hasil dari Kusubibi saya mencari satu hari ini,” ujar Nasria Bongso seperti dikutip pada Haluan Malut.
Nasria menegaskan, keberangkatan pihaknya ke Manado dalam rangka operasi Ananda Mawar bukan dari sumbangsih Donatur yang dikumpulkan Sukandi. Akan tetapi, Murni bantuan dari Dinas Kesehatan dengan jumlah Bantuan Senilai Rp. 10.000.000.
Sukandi Ali yang dikonfirmasi mengakui hal tersebut. Ia menjelaskan pada tanggal 28 November 2020 lalu dirinya bertemu dengan Kepala Desa Kusubibi Muhammad Abdul Fatah untuk menyampaikan maksud dari permintaan bantuan kepada warga penderita Bocah tanpa anus.
Sesampainya di Desa Kusubibi kata Sukandi bertemu langsung dengan Sekertaris Desa (Sekdes) Nurdin Said kemudian dipersilahkan untuk menuju lokasi Glundung (tromol) untuk mencari para donatur. Selama satu hari melakukan penggalangan dana di lokasi tromol, Sukandi berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp. 5. 970. 000 (lima juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah) yang telah di hitung bersama Sekdes.
Setelah melakukan penggalangan dana, Sukandi langsung menuju ke Labuha. Sesampainya di Labuha uang dari hasil penggalangan Dana tersebut digunakan untuk membayar cicilan motor ojek senilai Rp. 150.000.
Anehnya lagi, dari jumlah uang tersebut tidak diserahkan ke keluarga korban dan hanya dibelikan beras seberat 10 kilogram, ikan 50.000 dan minyak tanah Rp 50.000 sisanya dikantongi yang bersangkutan.
“Memang uang tersebut tidak saya serahkan ke yang bersangkutan, saya hanya belikan beras 10 kilogram, ikan dan juga minyak tanah,” aku Sukandi.
Sukandi menambahkan, tudingan penggelapan uang bantuan bocah tanpa anus senilai delapan juta rupiah tidak benar, yang benar uang yang didapat dari hasil penggalangan dana tersebut senilai Rp. 5.970.000.
Sementara Kepala Desa Kusubibi Muhammad Abdul Fatah kepada Posko Malut membenarkan bahwa kehadiran Sukandi Ali memang meminta bantuan Pemerintah Desa, Kemudian Pemdes Kusubibi merekomendasikan menggunakan surat dari Desa untuk melakukan penggalangan dana ke semua pengusaha Tromol Tambang Emas Kusubibi demi membantu bocah tanpa Anus tersebut.
“Yang bersangkutan saya buatkan surat rekomendasi Desa untuk menggalang dana ke lokasi tromol agar bisa membantu biaya operasi ananda bocah tanpa anus,” beber Muhammad Abdul Fatah. (Bar/red)
Tinggalkan Balasan