Terkait air laut yang berubah warna dan matinya ikan di pesisir laut Pantai Falajawa

TERNATE-PM.com, Persoalan air laut yang berubah warna dan matinya ikan di pesisir laut Pantai Falajawa sampai ke Pelabuhan Dufa-dufa secara mendadak, hingga saat ini nampaknya belum diketahui penyebab pastinya fenomena tersebut. Dugaan sementara bahwa adanya kapal yang membuang limbah di sekitaran laut kota Ternate dibantah oleh Kepala KSOP kota Ternate.

Kepada poskomalut.com, Kamis (27/02/2020) Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Ternate, Taher Laitupa mengatakan, terkait dugaan pencemaran lingkungan yang sedang beredar di masyarakat, merupakan tugas Dinas terkait yang harus menindak lanjuti persoalan tersebut. “Kalau dugaan pencemaran lingkungan kami kembalikan kepada DLH, untuk sementara pihak kepolisian juga telah melakukan penelitian di Lab Forensik. Kita kembalikan saja ke yang punya tupoksi di situ karena mengingat KSOP tugasnya hanya berkaitan dengan keselamatan kapal,” ungkapnya.

Dugaan sementara terkait adanya kapal yang membuang limbah di kawasan tersebut menurutnya tidaklah benar. Taher juga menambahkan, terkait isu limbah yang dibuang dari salah satu kapal tidaklah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pencemaran, bahkan perubahan air laut hingga matinya ikan-ikan di dasar laut.  Untuk itu, limbah dari kapal yang dibuang tidak terlalu mencemar lingkungan sekitar kecuali penggunaan obat-obat. Limbah yang dihasilkan oleh kapal menurutnya hannyalah minyak dan oli saja yang memiliki  jumlah tidak terlalu besar.

Terkait dugaan adanya kapal yang membuang limbah di sekitaran pantai kota Ternate, Taher juga mengimbau untuk segera dilaporkan agar dari pihak KSOP bisa mengambil tindakan yang tegas atas apa yang telah diperbuat. “Sejauh ini belum ada laporan tentang kapal apa yang telah melakukan pembuangan limbah, jadi belum ada laporan sama sekali. Kalau ada tolong difoto sebagai bukti dan disampaikan kepada kita agar segera di tindak lanjuti. Kalau efek minyak itu tidak terlalu berpengaruh karena jumlahnya juga pasti tidak terlalu banyak. Kalau tingkatnya kapal saja kita bisa atasi dengan peralatan pencemaran,” tambahnya.

Taher menghimbau, kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi ikan-ikan yang telah mati. Yang paling di khawatirkan adalah jangan sampai ada masyarakat yang mengambil ikan-ikan tersebut untuk dijual kepada masyarakat lainnya. “Kami berharap DLH juga bisa segera mengonfirmasikan hasil penelitian yang sedang dilakukan secepatnya agar publik mengetahui, sebab terjadinya ikan-ikan yang mati mendadak agar diketahui publik,” tutupnya. (OP/red)