MOROTAI-PM.com, Peran Kepala Dinas Sosial (Dinsos) di tengah mewabahnya penyakit menular yakni virus corona menjadi sangatlah penting. Misalnya di Kabupaten Morotai, peran kadinsos yang tergabung dalam tim Satgas Covid 19, salah satunya melakukan pendataan masyarakat sekaligus pembagian sembako kepada seluruh masyarakat. Namun, apa jadinya jika ditengah mewabahnya penyakit covid 19, Kadinsos Morotai Ansar Tibu, dicopot dari jabatannya oleh Bupati Morotai Benny Laos.
Berdasarkan data yang dikantongi media ini, pencopotan Ansar Tibu lantaran beberapa hal yang dianggap fatal, yakni masalah penginputan data BPJS yang dilakukan oleh dinsos ke Kemensos. Selain itu, terkait pembagian bahan makanan di Desa Gotalamo, dimana Kadis Ansar sendiri langsung melakukan pembagian satu buah telur di masing masing rumah.
Padahal, telur yang dibeli oleh tim Satgas diperuntukkan bagi masyarakat yang sudah lanjut usia. Selain itu, kinerjanya dianggap sangat lambat dalam hal penanganan covid 19. Dengan demikian, bupati mencopotnya dari jabatan. “Ada dua yang kami lihat dan dianggap fatal. Pertama soal input data BPJS ke kemensos, kedua kadis bagi-bagi telur per rumah 1 butir di Desa Gotalamo, padahal telur itu khusus lansia makanya bupati marah,”ungkap salah satu pejabat Morotai, kepada media ini kemarin.
Sementara itu Senin (6/4/2020), Bupati Benny Laos melantik Ir. Muhammad Tamrin Fabanyo MTP, menjadi Kadinsos Morotai. Thamrin awalnya menduduki jabatan staf pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pulau Morotai. Sedangkan Ansar Tibu SH jabatan lama Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pulau Morotai. Jabatan baru staf ahli bidang pembangunan, ekonomi dan keuangan Setda Kabupaten Pulau Morotai.
Sementara Bupati Pulau Morotai Beny Laos, di acara pelantikan tersebut mengatakan, kepada semua yang ada di ruangan meminta tolong untuk menerjemahkan betul arti jujur dan tanggung jawab saat disumpah jabatan. Dirinya meminta bekerja sesuai konstitusi dan melayani kebutuhan rakyat berdasarkan konstitusi. “Jadi yang saya kejar adalah output dan bukan cerita dan rencana. Rencana sudah ada 6 bulan setelah saya dilantik,” katanya.
Dalam menghadapi Covid-19 tidak menjadi penghalang buat pemerintah melakukan perubahan dalam tubuh organisasi pemerintah harus lebih baik. “Betapapun bencana non alam yang sedang kita hadapi ini karena akan lebih berbahaya dari virus jika birokrat yang diberikan mandat oleh undang-undang tidak melaksanakan pelayanan secara maksimal, “ujarnya.(Ota/red)
Tinggalkan Balasan