TERNATE-PM.com, Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Ternate, Senin (20/4/2020) melakukan kajian Covid-19 di Provinsi Maluku Utara (Malut). Hasil kajian ditujukan Kepada Pemerintah Kota Ternate dan Pemerintah Provinsi Malut.
Inisiatif kajian terbatas lewat WA group dilakukan pihaknya ini dengan para ahli diantaranya, Al Azhar Muhammad alumni S2 Ilmu Kedokteran Dasar & Biomedis UGM, Dr. Marwan Polisiri, SKM., MPH / Pengurus Persakmi Malut, Riny Amra, Kepala Labkesda Kota Ternate & Ketua DPW Patelti (Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia Malut).
Menurut Nurlaela Syarif, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Kota Ternate, hasil tinjauan keilmuan tentang Proyeksi Utilisasi Rumah Sakit Untuk Kasus Baru Covid-19 Di Maluku Utara sebagai berikut :
A. Puncak Kunjungan RS pada 15 Juni sekitar 83 kasus covid-19
B. Kebutuhan ICU sebanyak 24 pada 16 Juni
C. Kebutuhan Ventilator sebanyak 12 pada tanggal 16 Juni
Sementara Proyeksi Pasien atas Sensus, Pasien COVID-19 yang dirawat di Maluku Utara 2020 prediksi puncak kunjungan RS pada 17 Juni dengan jumlah kasus sebanyak 574, Puncak ICU Census sebanyak 219 pada tanggal 18 Juni 2020, dan puncak ventilator Census sebanyak 161 pada tanggal 21 Juni 2020.
Untuk proyeksi COVID-19 di Maluku Utara, diprediksi telah terjadi infeksi di masyarakat sekitar 634 kasus. Hal tersebut berdasarkan jumlah pasien yang telah positif dirawat (2 orang), angka penggunaaan Rumah Sakit Rujukan sebesar 2 % dengan populasi 1.000.000, dan market share sebesar 15%.
Sementara waktu penggandaan kasus 4 hari dengan waktu pemulihan 14 hari, sehingga diperoleh waktu reproduksi Ro sebesar 3.65 dan angka pertumbuhan kasus sebesar
18.92%.
Sementara itu menurut Marwan dari Persakmi Malut, Upaya Mitigasi berupa kontak sosial sebesar 30% menurunkan waktu kasus berlipat
ganda menjadi 6.6 hari dan angka pertumbuhan kasus menurun menjadi 11%. “berdasarkan analisa tersebut, maka untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 di Maluku Utara, beberapa point yang menjadi Rekomendasi yaitu,
1. Pemerintah Provinsi Maluku Utara perlu menyiapkan Rumah Sakit Rujukan dengan kapasitas sekitar 83 – 100 bed untuk mengantisipasi puncak pandemic pada pertengahan JUNI 2020. ICU Sebanyak 24 dan 16 ventilator untuk kasus baru.
2. Pada Puncak Epidemik 17 Jumi kebutuhan akan meningkat dengan jumlah kasus sekitar 574. ICU sebanyak 220 dan Ventilator sebanyak 162. APD untuk seluruh Petugas di Rumah Sakit dan Puskesmas perlu maksimal disiapkan.
3. Meningkatkan cakupan Mitigasi; social distancing/physical distancing, pembatasan lalu lintas kendaraan, penghentian pusat keramaian, perbaikan lingkungan, Karantina wilayah pulau dan stay at home di atas 30% untuk melandaikan curva epidemik.
4. Menghentikan penularan kasus baru dengan memberi perlindungan pada kelompok rentan, mempercepat penyembuhan dengan terapi supportive yang tepat dan efisien. Melaksanakan Intervensi skala menengah. Karantina pulau serta melaksanakan screning secara massive/tracing kasus untuk memutus rantai penularan.
5. Penguatan intervensi Public Health; promotif dan preventiv dengan pendekatan risk communication yang baik dan mencegah terjadinya konflik horisontal.
Sementara itu Al Azhar yang juga sehari-hari sebagai Dosen di Poltekes Kemenkes Ternate, mengatakan bahwa kondisi rumah sakit umum rujukan Dr. H. Chasan Boesori diinformasikan sesuai arahan Kemenkes RI, dalam waktu dekat Alat tes cepat molekuler (TCM) yang sebelumnya digunakan untuk pemeriksaan Molekuler kuman TBC dengan prinsip kerja menggunakan sampel sputum atau Dahak penderita TBC, alat ini akan diganti Catrige khusus yang bakal digunakan untuk mendeteksi orang dengan virus corona menggunakan hasil swab tes dari lendir Nasofaring (rongga hidung) orofaring (rongga mulut) dan Sputum /Dahak, alat TCM bekerja dengan pendekatan reaksi rantai polimerase (PCR).
“Dimana secara khusus mengamplifikasi atau memperbanyak jumlah genom DNA COVID-19 secara enzimatik. Alat ini Karena berbasis molekuler, dunia kesehatan internasional mengakui hasil uji alat ini akurat,”jelasnya.
Lebih lanjut Al Azhar yang berpengalaman menjadi Tim medis Kerusuhan 99 dan tim relawan Bencana Gempa Jogja 2006 menambahkan. “Sejak 2014, Kementerian Kesehatan RI sudah membeli dan menempatkan TCM TBC ini ke fasilitas kesehatan terpilih di berbagai provinsi (termasuk Malut dan Kota Ternate) agar penyebaran TBC dapat lebih dini dilacak dan diobati, dengan mengunakan alat tersebut akan dilakukan alih fungsinya untuk virus Covid-19 dan Alat ini juga bisa lebih cepat dan akurat mendeteksi virus corona ketimbang tes massal atau Rapid Test,”jelasnya.
“Agar mempermudah proses pemeriksaan PCR Swab test pasien dan tidak perlu lagi mengirimkan ke Kota Makasar (durasi waktu 21 hari baru mengetahui Hasilnya), Maka RS Dr. H Chasan Boesoirie mengharapkan segera menggunakan Alat tersebut dengan pengadaan catridge baru khusus virus Covid 19 (info dari Negara Swiss sesuai rekomendasi Kemenkes RI dan Tim Covid Nasional RI),”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Labkesda Kota Ternate Riny Amra menjelaskan, jika pengadaan alat ini ada di RS Dr H. Chasan Boesoirie maka sampel pasien yang harus memeriksa Swab tes tidak perlu di kirim di Kota Makasar karena RS Dr. H Chasan Boesoirie bisa lakukan sendiri dan kemampuan membaca hasil sampel dalam waktu 45 menit. Meskipun dari Kemenkes RI dan Tim Covid 19 Nasional hanya instruksikan kepada Rumah sakit rujukan di Maluku Utara yaitu RSUD Dr H Chasan Boesoirie dan fasilitas laboratorium yang juga punya alat TCM yang awalnya digunakan untuk pengunaan TB nanti akan dilakukan pengadaan catridge unt pemeriksaan virus covid 19.
“Kota Ternate kami pikir siap dapat membantu pihak Rumah Sakit RSUD Dr. H Chasan Boesoirie, karena sudah memiliki Labkesda dan Kota Ternate Juga punya Alat TCM Bantuan Kemenkes yang saat ini ada di Puskesmas Kalumata. Sekedar saran agar Alat TCM segera dipindahkan ke Labkesda Kota Ternate, maksimalkan ruangannya sesuai standart agar pemeriksaan terbagi pemeriksaan antara RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie dan Labkesda kota Ternate. Biar lebih cepat dan Lebih akurat,”akunya.
Disela-sela diskusi Ketua Fraksi Partai Nasdem Nurlaela Syarif menambahkan, jika kebijakan ini bisa di tempuh, sarannya Kota Ternate perlu meninjau kembali rencana pengadaan Rapid Test sebanyak 10.000 yang direncanakan dengan Nominal Rp. 1,5 Milyar. Bisa dialokasikan untuk penyiapan Lebkesda Kota Ternate dan juga pengadaan Catridge yang nantinya di pasang di Alat TCM sebagai alih fungsi melakukan test standart Virus Corona.
“Jika langkah ini bisa ditempuh, segerakan kesiapan tempat yaitu Lebkesda Kota Ternate secara maksimal sesuai standar medis, dan menyiapkan SDM yang profesional untuk bisa menjalankan tugas ini”tegasnya.
Menurut Nurlaela, penting sebagai bahan pertimbangan, untuk lebih jelasnya piahknya merekomendasikan agar Pemkot Ternate bersama lembaga DPRD Kota Ternate untuk segera memperdalam hal ini, dan segera memutuskan untuk memberikan masukan dan arahan kepada Pemerintah Kota dan Provinsi Malut guna mempercepat langkah strategis dalam penanganan Covid 19 di Provinsi Malut dan Kota Ternate.(red)
Tinggalkan Balasan