RSU Sofifi Siapkan Ruang Khusus, dan Alat Thermal Scanner di Bandara Babullah

SOFIFI-PM.com, Virus corona saat ini menjadi perhatian masyarakat internasional. Virus yang mematikan itu pun dikabarkan terdeteksi di sejumlah Negara, termasuk Indonesia. Pemerintah provinsi (Pemprov) Malut melalui dinas kesehatan langsung bergerak cepat berkoordinasi dengan rumah sakit umum  (RSU) Sofifi, mengambil langkah antisipasi dengan menyiapkan tempat perawatan khusus untuk penanganan virus yang mematikan itu.

Kadinkes Malut Dr. Idhar  Sidi Umar saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan WhatsApp, mengaku memang sampai saat ini belum ada warga Malut yang terdeteksi virus corona. Namun, untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk memasang alat pendeteksi di bandara  Babullah dan pelabuhan. Tidak hanya itu, Dinkes Malut juga sudah menyampaikan ke kabupaten/kota untuk menginformasikan kepada  masyarakat untuk waspada pneumonia coronavirus.

Dia meminta, kepada masyarakat agar tidak panik dengan informasi virus corona. Mantan direktur RSU Chasan Boesorie itu juga mengimbau kepada masyarakat agar bila mengalami gejala demam, batuk, disertai kesulitan bernapas segera mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat. Selanjutnya, health advice melakukan kebersihan tangan rutin, mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidak 20 detik dan keringkan dengan handuk kertas sekali pakai. Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk. Dan terakhir ketika gejala saluran napas gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan. Dan hindari kepergian ke daerah terjangkit serta hindari kontak dengan pasien yang  diduga terinfeksi. ”Sampai saat ini belum ada vaksin  untuk mencegah terinfeksi Corona virus Wuhan. Gejala  Corona virus yakni demam, lemas, batuk kering, sesak atau kesulitan bernapas,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas III Ternate  dr. Aulianto  mengungkapkan, pihaknya terus memantau kegiatan kapal maupun ABK asing yang masuk wilayah Maluku Utara (Malut) terutama di Ternate. Lanjutnya, pemindaian atau suhu tubuh pada ABK kapal dari cina, sebagai upaya pencegahan masuknya penyakit potensial wabah dilakukan petugas karantina Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate. Dimana kegiatan ini rutin dilakukan pada semua ABK kapal asing yang masuk ke wilayah Maluku Utara. “Dalam rangka mencegah masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah (melalui kegiatan surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan),” katanya.

Menurutnya, selain Ternate sebagai pintu masuk di wilayah Malut melalui bandara sangat banyak, juga lewat pelabuhan yang ada di tambang. Kalau di bandar udara  biasanya pekerja asing dari Jakarta atau Manado maupun Makasar. Untuk itu, pintu masuk Makasar, Manado dan Jakarta itu sudah dilakukan  pemindaian suhu tubuh pakai alat body thermal scanner kalau suhu 38 langsung dikeluarkan dan diperiksa  kalau tidak berarti boleh lanjut ke Ternate.

“Di Ternate karena domestik  tinggal terima dari mereka ” tapi saya sudah mengaktifkan thermal scanner yang ada di Bandara Sultan Babullah pendeteksi suhu tubuh yang di bandara  kemudian berkoordinasi  di Dinkes Provinsi dan kabupaten/kota  memberikan informasi mengantisipasi,” harapnya.

Untuk kapal- kapal tambang yang berlabuh di pelabuhan tambang,  kata dia memang ada standar pengawasan. Kalau  kapal dari  negara luar negeri, pihaknya pasti melakukan pemeriksaan karantinaan. “Jadi sebelum orang lain naik mereka sudah mengibarkan bendera kuning petugas karantina untuk periksa. Kami periksa kondisi kapalnya, ada faktor resiko penyebab penyakit ABKnya kapten sampai mualin Paling kecil semua diperiksa kesehatan. Salah satu yang diperiksa adalah suhu tubuhnya. Dengan menggunakan thermal scenner, semua dilakukan seperti itu kalau mereka tidak ada suhu tubuh, tidak ada yang sakit maka diizinkan berlabuh tetapi kalau ada, maka tidak diizinkan untuk berlabuh. “Saya bersyukur sampai sekarang belum ada yang terdeteksi,” katanya.

Meski begitu, antisipasi pemeriksaan yangs ama terus dilakukan jika ada kapal yang datang ke Weda, Obi, Gebe, Buli. Dia mencontohkan, izin kapal yang mau tiba, dua hari sebelumnya  sudah  diinformasikan ke Karantina kelas III Ternate melalui online lewat SIM kesehatan, mereka menginformasikan kapal dua hari lagi tiba sehingga anggota karantina  inspektur alat angkut menuju ke kabupaten tersebut untuk melakukan pemeriksaan kapal sebelum berlabuh.

“Pihaknya selaku KKP kelas III Ternate sudah menyampaikan ke perusahaan tambang untuk tetap melakukan edukasi kepada pekerja tambang karena yang namanya  penyakit masa inkubasi 3 Sampai 14 hari sehingga  terkadang dalam perjalanan belum sakit mungkin dia bekerja baru dia sakit karena itu sehingga ini yang harus diantisipasi,” jelasnya.

Oleh karena itu, besok ( hari ini, red) KKP akan menyurat ke Dinas ESDM agar memerintahkan ke perusahaan – perusahaan tambang agar melakukan promosi kesehatan. “Saya pun sampaikan kepada perusahaan tambang menyurat untuk perlu penguatan – penguatan sebagai suatu antisipasi” imbaunya.

Kabid PHI dan Pengawasan Disnakertrans Provinsi Maluku Utara Abujan Abd Latif saat di konfirmasi mengaku hampir setiap hari, tenaga kerja asing  yang datang dan keluar di Provinsi Maluku Utara. Namun, dirinya tidak mengetahui apakah mereka ke negara asal atau tidak, yang mengetahui itu Kantor Imigrasi. ”Kami hanya mengawasi aspek pegawasan tenaga kerja saja, yang izin-izin tinggal atau keluar masuk itu di Imigrasi, namun hampir setiap hari tenaga asing keluar masuk lokasi kerja karena cuti kerja,” ujarnya.

Disentil terkait dengan pengawasan virus Corona terhadap tenaga asing terutama TKA asal Tiongkok, kata Abjan itu kewenangan di Dinas Kesehatan yang melakukan pengawasan terhadap pintu masuk, yakni Bandara dan Pelabuhan. ”Yang bisa mendeteksi Virus itu hanya petugas kesehatan, kami tidak memiliki kewenangan,” pungkasnya. (iel/red)