MOROTAI-PM.com, Kondisi pendapatan ekonomi masyarakat Morotai sudah hampir tiga tahun belakangan ini menurun tajam. Hal ini dapat terlihat mulai dari pendapatan para petani kopra, pedagang Bawang Rica Tomat (Barito), Pedagang Kaki Lima (PKL), tukang ojek/bentor, pengusaha rumah makan, perhotelan dan sejumlah bidang lainnya.

Salah satu penyebabnya, karena lambatnya perputaran ekonomi di Morotai. Hal ini diakui oleh Iki, salah satu tukang bentor. “Kalau perputaran ekonomi normal itu sehari bisa dapat sampai 400 ribu, sekarang ini 150 ribu juga paksa,” ungkap Iki.

Meskipun pendapatan masyarakat menukik, namun Pemkab Morotai mengklaim ada peningkatan ekonomi masyarakat dari tahun 2017 ke 2018.

Hal ini disampaikan Wakil Bupati Morotai, Asrun Padoma. Orang nomor dua di pemerintahan Morotai ini melihat indikator dari IPK masyarakat.

“IPK itu ada beberapa hal salah satunya kesehatan masyarakat, sekarang semua gratis, kesehatan yang terintegrasi dengan BPJS dan itu juga sebuah indikator,” jelas Asrun

Selain itu jugaada indikator yang lain, misalnya pemberian bantuan Pemda Morotai kepada masyarakat yang memiliki standar hidup. “Kedua soal pendapatan, misalnya perputaran ekonomi disetiap desa, ada lansia, ada janda, itu jadi ukuran tapi dia bertahap tapi belum signifakan kita pacu terus,”terangnya.

Pada bantuan pendidikan juga dilihat sebagai tolak ukur peningkatan hidup masyarakat lebih baik. “Soal jumlah bantuan itu salah satu indikator, jadi itu ukurannya perkapita, indikator juga indikator, ini yang memacu,  soal pendidikan kedokteran itu juga jadi ukuran, itu ukurannya statistik daerah di Morotai,” pungkasnya. (ota/red)