TOBELO-pm.com, Para siswa Sekolah Menenga Pertama (SMP) Negeri Asmiro, Desa Asmiro, Loloda Utara, Halmahera Utara, Maluku Utara menempuh pendidikan dengan bertaruh nyawa.
Mereka terpaksa menyebrangi arus sungai demi bisa sekolah, karena jaraknya kurag lebih 200 meter dari desa.
Akses menuju sekolah tidaklah muda bagi para siswa. Mereka harus menyeberangi sungai dengan ketinggian air hampir mencapai dua meter. Tak jarang seragam sekolah yang dikenakan siswa basah.
Salah satu warga yang anaknya juga sekolah di desa itu mengatakan, semangat siswa sangat tinggi. Meski setaip hari mereka harus melewati sungai menggunakan bantuan rakit yang terbuat dari batang pisang.
Ia menyebut kondisi itu sudah cukup lama berlalu. Sampai-sampai mereka menganggap menyeberangi sungai bukan lagi situasi yang rawan.
“Kami sebagai warga maupun orang tua murid bangga melihat anak-anak kami yang selalu semangat dalam menuntut ilmu di sekolah,” katanya kepada poskomalut beberapa waktu lalu.
Rakit yang mengantarkan para pelajar selalu dijaga agar kondisinya tidak rusak.
Kata dia, rakit dapat digunakan ketika air sungai pasang. Jika air surut, para siswa tetap melewati sungai dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
Dirinya menuturkan, warga hanya bisah berharap kepada pemerintah daerah untuk melihat dan punya perhatian atas situasi pendidikan di Desa Asmiro.
“Bukan apa ya, tapi setahu saya, sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945, itu ada kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejahterakan rakyat,” katanya.
Kepala Sekolah SMP Negeri Asmiro, Nerfin Djini menyampaikan, di desa ada ada jalur lain yang bisa dilewati para siswa, yakni melalui jalan kebun, jika air terlalu dalam.
Tapi kondisi jalan kebun juga sangat tidak memungkin bagi para siswa untuk lewati.
Kondisi itu dipersulit jika terjadi hujan. Sering sekolah harus meliburkan siswa mereka jika hujan dengan intensitas tinggi.
Langkah itu diambil pihak sekolah demi menjaga keselamatan siswa. Sebab, tidak ada jembatan yang dibangun pemerintah untuk permudah akses ke sekolah.
“Kami juga sering libur sekolah jika terjadi hujan. Takutnya terjadi banjir jika melewati sungai. Kondisi saat ini yang dialami sangat memperhatinkan bagi para siswa dan masyarakat. Sering terjebak hujan sampai tidak bisa balik,” pungkasnya
Tinggalkan Balasan