poskomalut, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ternate masih mendalami kasus dugaan tindak pidana pengeroyokan salah satu warga Fitu, l Ternate Selatan, Kota Ternate atas nama Sofyan.
Dalam kasus tersebur korban tidak menerima dan langsung membuat laporan resmi di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Ternate pada 30 November 2025, pukul 20.30 WIT, dengan nomor laporan STPL / 297 / XI / 2025/ SPKT/ Res Ternate/ Polda Malut.
Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto melalui Kasat Reskrim Polres Ternate, AKP Bakry Syahruddin saat dikonfirmasi menyatakan, pihak masih dalam tahap pemeriksaan saksi.
“Iya saat ini kami masih melakukan pemeriksaan saksi saksi,” kata AKP Bakry, Jumat (5/12/2025).
Bakry menyatakan dalam perkara ini terdapat dua laporan diantaranya laporan korban di Polres Ternate dan laporan terduga pelaku di Polsek Ternate Selatan.
“Jadi ada dua laporan, keduanya masih dalam tahap pemeriksaan saksi,” singkatnya mengakhiri.
Terduga pelaku pengeroyokan diketahui adalah Ipda Ansar Abas, seorang perwira yang bertugas di Polres Polres Morotai; Eko Fitra Abas, seorang Security dan Brigade Rezky Abas, anggota Brimob Polda Maluku Utara. Mereka ayah dan dua anak yang diduga melakukan tindakan tersebut.
Kronologi Berawal dari Perselisihan Tetangga, Sofyan menceritakan bahwa pengeroyokan ini berawal dari kesalahpahaman antara istrinya dengan istri dan saudara perempuan para terduga pelaku.
Persoalan bermula dari masalah kebersihan di sekitar halaman kontrakan milik paman Sofyan yang dijaga, ditempati pedagang sayur keliling asal Gorontalo bernama Uti Pepin.
Sofyan sempat mendatangi kontrakan tersebut atas permintaan penghuninya yang mengaku sering bermasalah dengan istri perwira polisi itu terkait kebersihan.
Saat Sofyan dan istrinya berada di lokasi untuk menenangkan penghuni kontrakan, istri perwira polisi tersebut bersama anak perempuannya, Marshanda Abas alias Anda, keluar dari rumah.
“Mungkin si ibu ini tersinggung apa yang istri saya sampaikan. Anak perempuannya, Anda, mendekat dan memegang bahu istri saya. Terjadi aksi saling dorong,” ujar Sofyan.
Puncak perselisihan di siang hari terjadi saat ibu dari Anda disebut mengeluarkan perintah untuk memukul istri Sofyan.
Sofyan segera berlari merelai dan mengajak istrinya pulang, menganggap masalah telah selesai dan ia pun berangkat kerja.
Pengeroyokan Setelah Pesan WhatsApp Ancaman
Masalah ternyata berlanjut. Sepulang kerja, Sofyan mendapati pesan WhatsApp dari Brigade Rezky Abas yang tidak terima dengan tudingan bahwa Sofyan telah memukuli ibu dan saudara perempuannya. Tuduhan yang dibantah keras Sofyan.
Sofyan sempat mengajak oknum Brimob tersebut untuk datang dan berbicara baik-baik. Namun, Brigade Rezky dikabarkan membalas dengan nada mengancam.
“Isi pesan itu dia bilang nanti lihat, kalau dia dan kakak dan bapaknya tiba di Ternate,” tutur Sofyan.
Kekhawatiran Sofyan terbukti. Selesai salat Isya, ketiga terduga pelaku—Ipda Ansar Abas, Eko Fitra Abas, dan Brigade Rezky Abas—datang ke kediaman Sofyan. Mereka masuk ke dalam rumah mencari istri Sofyan dengan maksud hendak dipukuli.
“Saya cegah. Saya bilang masuk di dalam rumah orang ngamuk-ngamuk, saya ajak duduk dulu dan bicara baik-baik. Di situ mereka bilang saya ini bela istri saya dan Uti Gorontalo,” kenang Sofyan.
Pada saat itulah, menurut Sofyan, oknum security Eko Fitra Abas langsung melayangkan pukulan dua kali ke pipi kiri Sofyan dan menendang perut kirinya hingga ia tersandar ke tembok.
“Di situ saya coba untuk memblokir pukulan itu dengan kedua tangan. Di situ saya lihat Brimob dan Papa si perwira Polisi juga maju keroyok. Saya sudah tidak tahu pasti siapa-siapa yang pukul karena diposisi membungkuk melindungi diri,” tambahnya.
Berbekal luka dan peristiwa pengeroyokan itu, Sofyan didampingi saudaranya langsung membuat laporan resmi dan melakukan visum di RS Bhayangkara.
Sementara Ansar yang diketahui merupakan anggota Polisi aktif berpangkat Inspektur Satu (Iptu) dan menjabat sebagai Kasat Binmas Polres Pulau Morotai, membantah tuduhan pengeroyokan yang dialamatkan kepadanya dan kedua anaknya.
Iptu Ansar mengungkapkan bahwa dirinya telah mengambil jalur hukum atas insiden tersebut dan meminta kepolisian bertindak jelas agar kasus tidak berlarut-larut.
“Saat ini kasus telah ditangani Polsek Ternate Selatan. Kami meminta kepolisian mengambil tindakan hukum yang jelas,” ungkap Iptu Ansar saat dikonfirmasi, Rabu 3 Desember 2025.
Iptu Ansar menceritakan kronologi kejadian yang menurutnya bermula dari perselisihan kecil di pagi hari.
Kejadian tersebut berawal ketika istrinya membersihkan halaman rumah, yang mungkin masuk ke halaman kontrakan tetangga mereka yang bernama Opan, sehingga menimbulkan teguran.
“Di situ terjadi adu mulut yang berujung saling dorong antara istri dan anak perempuan saya dengan istri dari Opan,” kisahnya.
Namun, pemicu utama yang membuat anak-anaknya tersinggung yakni tindakan Opan.
“Yang membuat kami tersinggung lantaran Opan ini meludahi istri saya ‘cuweeeh’. Ini yang membuat anak-anaknya merasa tersinggung,” tambah Iptu Ansar.
Iptu Ansar menepis bahwa ia dan anak-anaknya melakukan pengeroyokan. Menurutnya, mereka mendatangi rumah Opan pada malam hari dengan maksud awal meminta klarifikasi terkait insiden meludahi di pagi hari.
“Tapi saat di sana terjadi adu mulut lagi, jadi ada percekcokan. Nah, Sofyan [Opan] sempat ada keluarkan suara besar, jadi anak saya yang [bekerja sebagai] security ini tersulut emosi kemudian meremas leher Sofyan,” terangnya.
Iptu Ansar menegaskan bahwa perannya, bersama dengan anak bungsu dan anak perempuannya, adalah untuk melerai pertikaian tersebut.
“Melihat itu, saya dengan si bungsu dan anak perempuan coba untuk merelai pertikaian itu,” katanya.
Ia bahkan menyebut anak perempuannya sempat terjatuh saat mencoba meredam pertikaian yang terjadi antara anak sulungnya dengan Sofyan.
“Jadi untuk pengeroyokan tidak ada,” tandas Iptu Ansar, menutup pernyataannya.

Tinggalkan Balasan