TERNATE-PM.com, Sultan Tidore, Husein Syah, yang juga Anggota DPD RI mendukung langkah aktivis dan  para tokoh  perjuangan untuk memperjuangan Otonomi Khusus (Otsus) Maluku Utara.

Demikian dikatakan Sultan Tidore Husein Syah pada poskomalut.com, Ahad (06/10/2019) malam. Menurut Sultan, sebagi anggota DPD RI, dirinya akan mendorong Otsus Maluku Utara dengan langkah-langkah sesuai konstitusi,  undang-undang serta perkembangan di masyarakat.

Sultan berharap, Otsus butuh peran dari eksekutif dan legislatif di kabupaten/kota dan provinsi Malut yang menggerakkan. ”Percuma saja saya suarakan, kalau pemerintah daerah tidak respon. Untuk itu, otsus butuh dukungan dari pemerintah kabupaten/kota dan provinsi,” harapnya.

Dikatakan, Otsus sebenarnya merupakan hajatan semua masyarakat bersama, bukan hajatan satu atau dua orang. Malut sangat tertinggal jika dibandingkan dengan provinsi lain yang ada di Indonesia.

Ketinggalan provinsi Malut dapat diukur dari berbagai variabel, baik dari aspek pemerintahan saat ini. Sedangkan variabel lain yakni perhatian pemerintah pusat pada Malut sangat kurang. “Daerah kita masih sangat tertinggal dari daerah lainnya dan tidak bisa dipungkiri karena ini fakta,” katanya.

Untuk itu kata Sultan, Otsus menjadi kebutuhan yang menjadi prioritas yang harus di dorong. Kebutuhan ini menjadi perhatian pemerintah pusat. ”Kita bisa mengejar ketertinggalan di berbagai bidang. Hanya dengan otsus kita bisa berbuat banyak,” katanya.

Husein menuturkan Papua, Papua Barat diberikan Otsus, daerah istimewah Jakarta, Aceh dan Jokjakarta diberikan Otsus. Padahal, daerah daerah ini sudah maju, kenapa Malut masih tertinggal, tapi tidak diberikan Otsus. ”Disini kita meminta keadilan dan tidak bermaksud lain,” katanya.

Sebelumnya, para tokoh perjuangan Maluku Utara, bertempat di Hotel Batik, Ternate, Sabtu (5/10/2019) mendeklaraskan Dewan Otonomi Kusus (Otsus) provinsi Maluku Utara. Aktivis dan para tokoh dan perjuangan bersepakat, bahwa Otsus Maluku Utara akan menjadi isu dan agenda perjuangan bersama seluruh rakyat Maluku Utara. (iel/red)