TOBELO-PM.com, Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara (Halut) akhirnya menetapkan status tanggap darurat banjir selama tujuh hari ke depan di wilayah Kecamatan Tobelo timur, dan Kecamatan Tobelo Barat.
Status darurat banjir ini dikeluarkan mulai terhitung tanggal 2-9 Maret 2020. Hal ini dikarenakan, intensitas curah hujan tinggi di wilayah Tobelo mengakibatkan sejumlah desa terendam banjir, seperti di Desa Yaro, Leleoto, Katana, Kecamatan Tobelo Timur, dan Desa Kusuri, Desa Togoliua Kecamatan Tobelo Barat. Bukan hanya itu, dua jembatan di Desa Katana putus, empat rumah rusak dan saat ini 875 jiwa atau 279 KK mengungsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halut, Abner Manery mengatakan, berdasarkan perkiraan cuaca dari BMKG bahwa potensi cuaca ekstrim masih dapat terjadi hingga periode bulan Maret. Curah hujan dengan intensitas lebat kerap terjadi, sehingga Pemda tetap siaga dengan menetapkan sebagai status tanggap darurat.
Status darurat ini sebagai langkah menghadapi kemungkinan terjadinya bencana susulan. “Pemda telah menetapkan tanggap darurat selama 7 hari sejak kejadian bencana banjir. Tapi masih dilihat perkembangannya, besar kemungkinan akan diperpanjang lagi,” jelas Abner.
Menurut Abner, dampak banjir di lima desa itu, terdapat dua jembatan terputus, rumah penduduk rusak dan hewan ternak terbawah banjir, serta sebagian besar rumah terendam banjir, aktifitas masyarakat terganggu oleh karena curah hujan yang tinggi. Selain itu, aliran sungai mengalami penyempitan, dan pendangkalan sehingga menyebabkan terjadinya banjir di desa tersebut. Pihaknya tetap monitoring perkembangan dilapangan terhadap warga yang terdampak bencana banjir. “Hari ini (kemarin, red) juga kita akan turun ke lapangan untuk mengecek kondisi warga yang ada di tenda pengungsian, karena ada sebagian warga di Desa Togoliua yang sudah mau kembali ke tempat tinggal mereka,” ujar Abner.
Saat ini upaya-upaya yang dilakukan yakni mengaktifkan Posko Tanggap Darurat Bencana Terpadu dalam penanggulangan bencana lintas sector di Kabupaten Halut, mengevakuasi masyarakat yang mengalami bencana banjir ke tempat yang aman, dan memberikan bantuan makanan siap saji untuk masyarakat di tempat pengungsian, serta melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dengan melibatkan tenaga medis, dokter pada dinas kesehatan dan puskesmas. “Saat ini Kebutuhan yang mendesak para pengungsi korban banjir itu, family Kit dan Hygiene Kit, Sembako, Peralatan Dapur, Kebutuhan Bayi, Perlengkapan orang dewasa, Perlengkapan sekolah, Sarana prasarana pertanian, dan Sarana prasarana kesehatan,” tandasnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah Pemkab Halut, Fredy Tjandua membenarkan, untuk tanggap darurat ditetapkan satu minggu ini, jika terjadi curah hujan yang cukup tinggi, maka akan diperpanjang lagi sesuai dengan kondisi lapangan. “Awalnya penanganan terhadap warga untuk dievakuasi ke tenda pengungsian, penanganan aksesibilitas warga yang terputus di Desa Katana dan Togoliua. Kita harapkan semua warga untuk ikut serta membantu, saat ini ada sejumlah organisasi yang turut ikut memberikan bantuan di sejumlah Camp pengungsi,” tutup Sekda. (mar/red)
Data Korban Banjir di Halut
No Jumlah Kk Jumlah Jiwa Alamat
1. 20 KK 81 Jiwa Desa yaro
2. 46 KK 151 Jiwa Desa Leleoto
3. 150 KK 561 Jiwa Desa Togoliua
4. 13 KK 72 Jiwa Desa Kusuri
Jumlah 865 Jiwa
Status Rumah Rusak
No Desa Jumlah Rusak
1. Desa Yaro – –
2. Desa Leleoto – –
3. Desa Togoliua 4 Rumah Berat
4. Desa Kusuri – –
5. Desa Katana 2 Jembatan Rusak/Putus
Tinggalkan Balasan