TERNATE -PM.com, Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) berencana ingin menggunakan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Ternate sebagai lokasi isolasi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) . Namun sayangnya, hal tersebut tidak disetujui oleh sejumlah masyarakat Kelurahan Dufa-Dufa dan Toloko Kecamatan Kota Ternate Utara.

Sejumlah ibu ibu datang ke lokasi SKB menolak penggunaannya sebagai lokasi isolasi pasien corona

Penolakan ini disampaikan oleh sejumlah masyarakat yang berada di lingkungan RT 01 RW 03 Kelurahan Dufa-Dufa di saat Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba melakukan meninjau lokasi SKB sekitar pukul 14.40 WIT Rabu (24/3/2020).

Berdasarkan pantauan wartawan di lapangan, sejumlah masyarakat padati jalan menuju SKB, yang didomisili oleh ibu-ibu rumah tangga yang berada di lokasi untuk menuntut agar tidak menggunakan SKB sebagai ruangan isolasi pasien virus corona atau (covid-19).

Dewi warga Kelurahan Dufa-Dufa ketika dihampiri wartawan, menuturkan memang tadi ada Gubernur Malut datang meninjau lokasi SKB namun banyak warga yang datang untuk menanyakan tujuan ke SKB.

Akhirnya, setelah masyarakat mengetahui hal tersebut, lantas warga tidak terima dan langsung melakukan aksi penolakan. Namun Gubernur langsung pergi meninggalkan lokasi, karena situasi banyak ibu-ibu yang mendatanggi ke lokasi SKB.

Selain itu, Rini warga Kelurahan Dufa-Dufa juga ketika ditemui menyampaikan warga di lingkungan Kelurahan ini tidak akan menerima jika SKB akan dijadikan sebagai ruangan isolasi.

“Kami menolak dan tidak terima pemerintah Provinsi Malut gunakan SKB sebagai ruangan isolasi,” tegas Rini.

Dirinya juga menyebut jika pemerintah memaksakan gedung SKB dijadikan sebagai ruangan isolasi, masyarakat di sini akan menolak dan akan melakukan blokade area ini.

Terpisah dari itu, Camat Kota Ternate Utara, Julkifli saat ditemui di lokasi dirinya kaget kalau warganya akan melakukan aksi penolakan di gedung SKB.

“Saya baru tau dari Lurah kalau ada warga yang kumpul di depan SKB untuk melakukan aksi penolakan,”akunya.

Camat akui untuk kedatangan Gubernur ke lokasi SKB dirinya juga tidak tahu, kalau akan ada pengecekan ruangan SKB dijadikan sebagai ruangan isolasi sehingga masyarakat di sekitar melakukan aksi penolakan.

“Sudah saya bubarkan masyarakat setelah Gubernur balik, karena situasi sangat tegang banyak masyarakat yang datang menuntut agar menolak SKB dijadikan sebagai ruangan isolasi,”pungkasnya. (sam/red)