Alien Berpotensi Menang Aklamasi
TERNATE-PM.com, Meskipun Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Malut sudah tiga kali ditunda, tetapi kontestasi internal dalam perebutan kursi Ketua DPD I Partai Golkar Malut antara Alien Mus dan Edi Langkara (Elang), kian memanas.
Bahkan, kedua kubu, baik Alien Mus dan Edi Langkara sudah saling “serang”, setelah Musda PG Malut kembali ditunda. Kubu Elang menunding, penundaan Musda ini karena Alien Mus sebagai Ketua DPD I PG Malut tidak mengetahui mekanisme pengelolaan partai.
Ketua DPD I Golkar Malut Alien Mus, yang juga penanggung jawab Musda, mengklarifikasi, jika tiga kali penundaan jadwal pelaksanaan Musda yang diklaim kubu Edi Langkara sebagai bagian dari ketidakmampuan panitia dalam mengatur Musda. “Harus saya sampaikan bahwa penundaan Musda pertama kali bukan cuma saya saja di tingkat provinsi, tetapi ada 14 provinsi yang sempat juga ditunda. Itu dari tanggal 1-3. Sementara di tanggal 4-5 ada 9 provinsi dan di tanggal 9 sampai 10 itu ada 4 provinsi juga yang ditunda,” ungkapnya saat menggelar konferensi pers, Senin (9/03/2020).
Mengenai penundaan Musda, menurut Alen, tidak perlu dibuat panjang lebar karena dirinya yang juga bakal calon (bacalon) ketua DPD I dan Edi Langkara adalah sesama kader dari Partai Golkar, yang kebetulan saat ini dipertemukan bertarung untuk mendapat dukungan memimpin DPD I Partai Golkar Provinsi Maluku Utara.
“Jadi Edi langkara juga layak, saya juga layak. Kami berdua sama-sama layak. Maka dari itu saya tidak akan pernah mau menjatuhkan Edi Langkara, karena saya yakin siapapun yang mendukung beliau itu adalah hak dan pilihan masing-masing,” tutur Alien.
Meskipun demikaian, Alien Mus yang juga anggota DPR RI ini, optimis kembali menduduki jabatannya sebagai Ketua DPD I PG Malut mengahlahakan rivalnya Edi Langkara yang juga Bupati Halmahera Tengah. Bahkan, mantan Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara ini mengklaim mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto. “Kalau soal klaim dapat dukungan ketum, saya juga diberi restu oleh ketua umum. Kalau tidak dapat restu ngapain saya maju,” klaimnya.
Srikandiri senayan ini dipastikan menang aklamasi di kontestasi Musda nanti. Pasalnya, Alien Mus telah mendapatkan surat dukungan secara tertulis dan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris selaku pemegang suara sebanyak 12 materai. Setelah diverifikasi 12 surat dukungan tersebut semua mengacu pada satu bakal calon Alien Mus.
“Terkait masalah dukungan 16 pemilik suara Musda, diantaranya DPD II kabupaten/kota sebanyak 10 suara, Ketua DPD I satu 1 suara, Ketua Dewan Pertimbangan 1 suara, organisasi sayap AMPG 1 suara, KPPG 1 suara, Ormas 1 suara dan DPP 1 suara. Dari semua semua itu Alien sudah dapat 12 dukungan,” sebut panitia pengarah Muhammad Abu Sama.
Ia juga menuturkan, sejauh ini dukungan suara dari Edi Langkara belum juga masuk, karena berdasarkan verifikasi baru satu bakal calon yang memasukkan. “Nanti kan kita melihat, karena saya bekerja berdasarkan mekanisme yang diatur oleh juklak. Dukungan suara yang masuk sesuai administrasi riil sehingga pada saatnya kita akan umumkan,” ujarnya.
Ketua Panitia Musda Arifin Djafar, dalam kesempatan lain saat diwawancarai menuturkan dari perolehan dukungan suara ini, Alien Mus sudah mengantongi 12 dukungan dari 16 jumlah hak suara. Dengan begitu Musda kali ini berpotensi aklamasi. “Sesuai petunjuk pelaksana (Juklak) bakal calon yang memperoleh dukungan 50% plus 1 secara otomatis akan bisa diaklamasi,” optimisnya.
Sementara kubu Edi Langkara mengklaim telah mendaptkan sebanyak 9 hak suara dari 16 suara. Sembilan dukungan itu terdiri dari 5 DPD II, yakni Sula, Tidore, Hatim, Halbar dan Morotai. Ditambah 2 suara organisasi sayap Golkar, 1 suara dari organisasi pendiri Golkar dan 1 suara dari DPP. “Kami sudah mendapatkan 9 suara jadi siap untuk memenangkan Edi,” kata koordinator tim pemenang Edi Langkara, Badarudin Gailea.
Menurut Badarudin, ada beberapa DPD II, organisasi sayap dan pendiri Golkar yang hadir juga dalam pertemuan di Boulevard Hotel, Senin (9/03), menyatakan sikap tidak mendukung Alien Mus maju sebagai calon ketua DPD Malut, diantaranya DPD II Halbar, AMPI, SOKSI, MKGR dan KOSGORO Malut.
Ketidaksetujuan mereka, karena Alien dinilai pimpinan yang terlalu otoriter. Selain itu, Alien juga dianggap tidak mengetahui tentang pengelolaan organisasi dengan menetapkan pelaksana tugas menggantikan Ketua DPD di tiga daerah yang merupakan hasil Musda. Ditambah Plt yang ditugaskan tanpa melalui persetujuan DPP. “Seseorang yang mengerti Musda tidak mungkin menetapkan Plt hasil Musda,” ungkapnya.
Bahkan menurutnya, Alien Mus, semenjak menjabat sebagai ketua DPD Golkar Malut, tidak pernah melakukan konsolidasi partai. Tidak hanya itu, diklat pun tak pernah kunjung dilaksanakan selama empat tahun kepemimpinannya. Padahal, dalam ketentuan anggota Partai Golkar diangkat melalui diklat. “Saya tidak mengetahui apakah Alien itu sudah pernah didiklat atau belum,” tanyanya.
Ketua AMPI Malut, Fahrudi Ibrahim, dalam kesempatan yang sama juga mengatakan ketidakdukungan AMPI terhadap Alien Mus juga dikarenakan kepemimpinannya tidak pernah berkoordinasi dengan DPD II, terkait pemenangan pemilihan umum 2019.
“Dengan fakta politik tersebut maka beberapa organisasi sayap partai serta pendiri menginginkan perubahan pimpinan Golkar yang mengerti dan memahami Partai Golkar dengan mendukung Edi,” terangnya.
Fahrudin menambahkan, bahkan dalam Musda kali ini saja pihaknya menganggap panitia pelaksana amburadul dengan salah menyebutkan sudah 10 kali Musda. Padahal, sampai saat ini baru 6 kali. Bahkan Alien juga dianggap gagal memenangkan pileg 2019, yang rata-rata kursi DPRD menurun terkecuali Halteng dan Halbar. Ditambah pada pilkada kali ini kepengurusan Alien dianggap cacat karena memungut biaya kepada kandidat untuk melaksanakan fit and proper test dan juga survei.
“Sehingga itu beberapa alasan kami tidak mendukung Alien Mus untuk mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Golkar Malut. Kami menginginkan orang yang benar-benar mengerti aturan dan menjalankan organisasi Golkar dengan baik,” ucapnya.
Sekedar diketahui, Musda Golkar semula dijadwalkan digelar awal Maret, berdasarkan surat edaran (SE) dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang memerintahkan Musda di seluruh Indonesia selambat-lambatnya digelar pada 5 Maret 2020. Namun, sampai saat ini Musda Golkar Malut, terhitung sudah tiga kali ditunda. Semula direncanakan digelar 1-3 Maret 2020, dan dijadwalkan kembali pada 4-5 Maret 2020. Kemudian dijadwalkan ulang pada 9-10 Maret dan yang terakhir 16-17 Maret mendatang. (wm02/red)
Tinggalkan Balasan