TERNATE- PM.com, Ismet Baradi, salah satu Nasabah Bank Mandiri kota Ternate, Maluku Utara, mengaku pihak bank sengaja memanipulasi administrasi rekening tabunganya sehingga Ia masih menghutang sebesar Rp 1. 750.000.000.00 (satu milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) walapun pinjaman yang dilakukan sudah lunas.

Dirinya mengaku, selalu menyetor pinjaman yang dilakukan. Kemudian juga seluruh saldo miliknya habis terkuras baik itu rekening pribadi mapun rekening miliknya.

Kronologis

Ismet Baradi mengisahkan pada bulan Maret tahun 200, Ia melakukan pinjaman ke Bank Bumi Daya dengan nilai kredit Rp. 400.000.000. Namun Telah terbayar 195.195.697 dan sisanya Rp.204.890.303.

Pada saat Bank Bumi Daya Merger atau penggabungan saham dengan Bank Mandiri, Pinjaman Ismet Baradi dipindahkan dari Bank Bumi Daya ke Bank Mandiri senilai Rp. 400.000.000. Padahal mestinya Uang di pindahkan itu cuma Rp. 204.890.303  juta sesuai sisa saldo di platfom rekening pinjaman. Pihak bank sengaja mendongkrat nilai pinjaman tanpa di ketahui Ismet Baradi.

Lalu di tahun 2001 sekitar akhir bulan Desember, Ismet Barady melakukan penyetoran uang tunai senilai Rp 505 juta sekian ke rekening perusahan CV. Ilham Kencana di Bank Mandari. Saat itu uang diterima kepala teler atas naman Husen pada jam 09.00 Wit pagi di Bank Mandiri. Namun demikian, uang tunai tersebut tidak di masukan dalam rekening CV. Ilham Kencana.

Melainkan uang yang masuk dalam rekening CV. Ilham Kencana itu diambil dari saldo pinjaman senilai Rp 400.000.000 di tambah saldo diluar pinjaman Ismet Baradi dengan nilai Rp. 108 juta sekian, yang ada didirekening pinjaman tersebut, kemudian di bulatkan menjadi Rp 505 juat. Lalu kemudian uang tersebut di kembalikan lagi kerekening Pinjaman. Modus yang dilakukan pihak bank ini agar Ismet Baradi dapat mengetahui bahwa uang yang di setor itu sudah dimasukan dalam rekening perusahan CV. Ilham kencana.

“Uang tunai Rp 505 juta yang di setor kemudian diambil oleh oknum pihak bank,” ujarnya.

Melancarkan aksi itu, kata Ismet pihak Bank memanipulasi segala adiminstrasi oleh saudara Halik Noko, Husen dan Febrita (Bukti terdapat dalam catatan) hal tersebut tidak di ketahui nasabah. Halik Noko merupakan pemegang kreditnya Ismet Baradi yang juga diduga itu adalah tandatangan dan tulisan Halik Noko.

“Bukti setoran pin book Rp 505 juta, itu diberikan ke saya setelah saya ribut di kantor. Lalu memberikan saya bukti setoran yang copy padahal seharunya kan yang asli,” katanya.

Selanjutnya Ismen Bradi melakukan kredit di tahun 2002 sebedar Rp. 600.000.000, dan di tahun 2006 sebesar Rp. 750.000.000.00 jutaa maka totalnya secara keseluruhan kredit di tahun 2000, 2002 dan 2006 itu senilai Rp 1. 750.000.000.00 (satu milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

Ismet Barady terus melakukan setoran secara lancar meski sering melakukan pengambilan di rekening.  Namun demikian di tahun 2008 uang yang ada di saldo pinjaman dan perusahan cv.Ilham Kencana  kosong.

“Padahal saya tidak punya hutan lagi, justru kalau dihitung saya masih punya uang didalam bank,  namun kenapa saya punya hutang disimpulkan 1. 750.000.000.00 (satu milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah). Ini Saya ditusuk orang-orang dari bank Mandiri. saya punya buktinya semua,”tandasnya.

“Saya tidak akui hutang saya sampai Rp 1.750.000.000.00 (satu milyar tujuh ratus lima juta rupiah) selama 10 tahun lebih ini. Saya ketahui  semua dari rekening koran, karna uang yang masuk dan keluar saya punya bukti,” paparnya.

Atas kondisi itu, Ismet Baradi mendatangi kantor Bank Mandiri meminta kejelasan. Namun demikian, pihak bank mempersulit dengan alasan bahwa masalah ini harus di konfirmasi ke kantor cabang di Makassar, Manado mapun Jakarta. Upaya itu mulai dari tahun 2011 hingga kini tapi tidak direspon secara baik atau di pimpong oleh pihak bank.

“Padahal kita berlangganan disini di Ternate, kenapa harus saya disuru ke Manado, Makasar dan Jakarta,” ujarnya.

Ia meminta harus ada penyelesain terkait masalah ini. Aset jaminan pinjaman yang kurang lebih 10 Milyar terdiri dari rumah dan tanah (setifikat) di kembalikan.

“Karena cara mereka ini menusuk saya dari belakang, saya bisa buka rekening koran secara sama-sama dan bukti-bukti lainya kita periksa semua bukti di hadapan umum supaya semua orang tahu,” jelasnya.

Kalau ini tidak diselesaikan, Ismet baradi akan melaporkan ke pihak yang berwajib. “Saya cuma minta kembalikan aset saya sebanyak tujuh aset seperti rumah dan tanah. Aset saya ini tidak disita bank, karena mereka takut saya bongkar semua,” pungkasnya. (Ris/red)