TERNATE-PM.com, Nasib Abdul Sulaiman Umagapi, bocah berusia 13 tahun yang berdomisili di Kelurahan Kampung Pisang Kota Ternate Tengah berakhir miris. Bocah ini sebelumnya memiliki fisik normal seperti anak-anak pada umumnya. Namun, setelah balik dari Sanana, dirinya mengalami cacat karena diduga ada tindakan kekerasan oleh keluarga dekatnya.

Kakak korban, Kartini Umagapi menceritakan, Februari 2019 lalu, adiknya itu diberangkatkan ke Sanana, Kabubapen Kepulauan Sula (Kepsul) dan tinggal bersama sepupunya yakni Susanto Umar dan Nining Sarfan, tujuannya untuk sekolah. Anehnya, menjelang tiga bulan kemudian, Sulaiman dipulangkan ke Ternate dengan kondisi fisik tidak normal lagi (cacat).

“Kami tidak menyangka dia (korban) dipulangkan dengan sendirinya dengan kondisi seperti ini (cacat), dan ini diduga ada kekerasan terhadapnya hingga cacat seperti ini,” kata Kartini. Lanjutnya, setelah korban dibawa ke Dokter untuk diperiksa, dan ditemukan luka lebam di telapak tangan dan bekas luka di kakinya. ”Awal baru datang, dia (korban) masih sempat cerita soal kekerasan yang dialaminya. Katanya (korban) diperlakukan kasar dengan cara dibanting dan dipukul,” kata Kartini, mengutip cerita adiknya Abdul Sulaiman Umagapi, Kamis, (14/11/2019).

Tindakan kekerasan yang dialami, membuat korban trauma hingga gangguan psikis yang membuat tidak bisa berbicara. Selain itu, dirinya juga tidak bisa berjalan (cacat). “Sebelum kejadian ini, pihak Keluarga di Ternate juga sudah menerima informasi dari tetangga di Sanana bahwa korban diperlakukan dengan kasar. Dimarahi, dan disuruh berjualan. Bukannya disekolahkan, padalah ongkos sekolah setiap bulan kami kirim terus tapi diperlakukan kaya begini,” kesal Kartini.

Kartini mengaku, jauh sebelumnya pihak keluarganya sudah membuat laporan ke Polda sejak Agustus lalu. Namun, hingga saat ini belum diketahui proses selanjutnya. “Sudah buat laporan tapi sampai sekarang belum tau prosesnya sampai di mana. Kami berharap ada tindak lanjut dari pihak Kepolisian,” harapnya.

Kartini menambahkan, Susanto yang tak lain keluarganya ini juga merupakan salah satu anggota Polisi yang bertugas di Sanana yakni di bagian Logistik. ”Kami minta dugaan kasus kekerasan ini diproses, walaupun dugaan pelakunya adalah oknum polisi,” ujarnya. (Nox/red)