BPBD Halsel “Cuek” Sejumlah Desa Terdampak Cuaca Ekstrim
LABUHA-PM.com, Sudah sepekan kondisi cuaca ekstrim melanda daerah Maluku Utara khususnya Kabupaten Halmahera Selatan membuat sejumlah faslitas publik maupun rumah warga terdampak.
Namun, hingga saat ini Badan Penanggulangan Bencana Alam (BPBD) Halmahera Selatan (Halsel) belum mengantongi jumlah kerusakan fasilitas umum maupun rumah warga akibat gelombang tinggi yang menghantam sejumlah desa yang ada di Halsel.
Amatan media ini, berkisar dua belas desa di Halmahera Selatan saat ini terendam air laut akibat tingginya gelombang dalam satu minggu terakhir.
12 desa tersebut diantaranya, Desa Gunange, Lelei, Kida, Buli, Karamat dan Desa Dorolamo, Kecamatan Kayoa. Sementara di Kecamatan Bacan Barat kurang lebih dua desa yang terdampak gelombang tinggi diantaranya Desa Kokotu dan Nang.
Selain itu, di Kecamatan Mandioli Selatan juga kurang lebih dua desa diantaranya Yoyok dan Desa Tabalema, begitu juga dengan Desa Liboja Hijra, Kecamatan Kepulauan Joronga dan Desa Laiwui Kecamatan Obi.
Kepala Desa Kokotu, Susmi Idris, melalui saluran telepon mengaku fasilitas umumnya di desanya rusak total akibat gelombang tinggi yang menghantam dalam waktu beberapa hari terakhir.
"Alhamdulillah tidak ada kerusakan rumah warga, begitu juga korban jiwa, hanya saja fasilitas umum hancur akibat ombak tinggi," jelasnya.
Susmi mengungkapkan, fasilitas umum berupa jembatan laut kurang lebih 150 meter rusak akibat ombak dan angin kencang. Selain jembatan, kata Susmi, pagar pantai sepanjang 200 meter dan setapak jalan pantai 150 meter juga rusak, begitu juga dengan talud 150 meter ikut ambruk.
"Kerugian ditaksir ratusan juta akibat gelombang yang menghancurkan fasilitas tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Kaur Pemerintahan Desa Kida, Aswir Taib, mengaku air pasang yang naik kurang lebih 50 cm, mengenangi jalan raya hingga masuk ke rumah warga.
"Air naik, akibatnya ombak yang tinggi namun, tidak ada keruskan fasilitas dan rumah warga. Hanya saja warga panik karena air terus naik ke dalam pemukiman," cetusnya.
Selain itu, Zamrud Zaid juga mengaku Desa Liboja Hijra, Kecamatan Joronga juga mengalami kerusakan akibat air laut naik kurang lebih 60 atau 70 cm di pemukiman warga. Alhasil warga harus mengungsi karena trauma dengan bencana sebelumnya yakni gemba bumi.
"Mereka trauma jadi mengungsi, karena air terus naik ke pemukiman akibat angin dan ombak," terang Zamrud.
Sementara itu, beberapa desa lainya juga mengalami hal yang sama. Desa tersebut digengani air laut dengan ketinggin satu meter dan merusak rumah warga.
Dilain sisi, Kepala Bencana Alam Halsel, Abukarim La Tara, dikonfirmasi mengaku hingga saat ini dirinya belum memiliki data yang pasti terkait tinggi gelombang yang merusak rumah warga dan masuk ke pumukiman karena saat ini dirinya belum mendapat laporan dari bawahannya.
"Saya belum dapat info dari bawahan saya. Saat ini saya masih di Jakarta, besok balik ke Ternate langsung ke Bacan dan mengambil data semua desa untuk ditindak lanjuti," singkatnya. (Bar/red)
Komentar