Ini Tanggapan Jubir Gustu Provinsi Malut Atas Desakan LSM Rorano
TERNATE-PM.com, Desakkan LSM Rorona kepada Gubernur Maluku Utara untuk menetapkan RSUD Chasan Boesoirie Ternate hanya menangani pasien Covid-19, dinilai menyalahi aturan. Oleh karena itu, usulan tersebut perlu dikordinasikan oleh ke pihak RSUD.
Hal itu diutarakan oleh Gugus Tugas Percepatan dan penanganan Covid-19 Maluku Utara (Malut) dan Wali Kota Ternate.
Sebelumnya, Senin (3/6/2020), LSM Rorano, melalui Direktur Asghar Saleh, mendesak Gubernur harus segera membuat SK yang menetapkan RSUD Chasan Boesoirie sebagai RS khusus untuk melayani pasien dengan diagnosa COVID-19. Akses pelayanan ditutup untuk pasien yang sakit umum atau bukan dengan diagnosa COVID-19
Juru bicara Gustu Malut Covid-19 Malut, Alwia Assagaf kepada wartawan melalui Konferensi Pers, Kamis 4 Juni 2020 mengatakan, jika RSUD tidak melayani pasien umum maka sangat menyalahi aturan, karena menghilangkan hak orang lain. Sebab, RSUD CB adalah rumah sakit rujukan yang ada di Maluku Utara. Dengan itu setelah melihat angka pasien Covid-19 yang terus meningkat.
“Jika ada masyarakat yang sakit bukan Covid, dan memerlukan rujukan di ruang Icu, hanya RSUD CB yang memiliki ruang ICU yang representatif cuman RSUD CB. Jika menghilangkan hak pasien ini nanti di rawat ke mana?” ucapnya.
Alwia yang juga sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia, Wilayah Maluku Utara, menjelaskan, tugas pemerintah adalah memperluaskan fasilitas pelayanan atau sarana prasarana untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dengan pelayanan yang lebih optimal. Seperti halnya Covid juga membutuhkan tata pelayanan yang tepat dengan arus perhatikan keamanan bagi tenaga medis.
“Rumah sakit juga mempunyai aturan mengikuti kementerian kesehatan dari cara WHO bahwa, rumah sakit harus melayani pasien Covid dan Non-Covid,” tuturnya.
Secara terpisah, Wali Kota Ternate, Burhan Abdurahman kepada wartawan, menuturkan, alangkah baiknya koordinasi terlebih dahulu kepada pihak RSUD CB agar bisa mengetahui penjelasan dari rumah sakit.
“Lebih baik, koordinasi dengan pihak rumah sakit, karena kami tidak tahu pasien mengalami penyakit apa. Kan ada pasien melahirkan, kalau sudah waktunya mau dilarikan kemana. Saya itu setuju saja tetapi harus koordinasi dengan pihak rumah sakit kembali,” ujarnya.
Lebih jauh Wali Kota menyampaikan, jangan cuman satu kepentingan dapat merugikan orang lain. Selain itu, lanjut dia, Covid-19 ini terlihat aneh, mengapa tidak, pasien yang terkonfirmasi positif yang diisolasi di RSUD CB ada yang main bola. Jadi penanganan Covid-19 tidak terlalu berat.
“Covid ini kan, jika diihat terlihat aneh. Sudah dimasukan ke rumah sakit malah mereka main bola. Berarti penanganan kesehatan, bisa dibilang tidak terlalu berat, tidak seperti penyakit paru-paru, jantung, dan melahirkan,” tutupnya. (sam/red)
Komentar