WEDA-PM, Dua Warga Desa Bobane Jaya, Kecamatan Patani Barat, Kabupaten Halmahera Tengah diserang sekelompok orang tak dikenal (OTK), dengan menggunakan senjata tajam jenis panah dan parang.

Peristiwa penyerangan itu terjadi di jalan kilo 8, perbatasan antara Kecamatan Patani Barat dan Kecamatan Patani Timur, pada Jumat (12/6) kemarin sekitar pukul 14.00 wit. Kedua warga tersebut adalah Ahmad Hayun, dan Ilham Hayun.

Warga dilengkapi senjata tajam saat di TKP penyerangan (fto ist)

Kepala Desa Bobane Jaya, M Taha Munir dikonfirmasi membenarkan kedua warganya diserang OTK di kilo 8 saat hendak mengambil pala. “Iya benar, jumat siang kemarin, dua warga saya yang pergi ke kebun untuk ambil pala hutan di serang OTK menggunakan panah,”ucap Kades, Sabtu (13/6).

Kades menceritakan, sebelum terjadi peristiwa tersebut, kedua korban penyerangan yang merupakan Kakak beradik itu, menggunakan kendaraan roda dua dari kampung dengan tujuan mengambil pala hutan. Namun, saat keduanya tiba di kilo 8, tiba-tiba muncul 6 orang tak dikenal yang hanya menggunakan celana dalam dilengkapi dengan panah dan parang lalu menyerang keduanya.

“Disaat kedua korban tiba di kilo 8, para OTK tiba-tiba muncul dan berhadapan dengan kedua warga saya, yang jaraknya kurang lebih sekitar 100 meter. Saat itu juga dorang (OTK red) panah mereka berdua tapi tidak kena. Kedua warga saya kemudian mundur dan menghindar, lalu sang kakak menyuruh adiknya ke kampung minta pertolongan, “jelas Kades.

Kades mengatakan, setelah mendapat laporan dari Ilham Hayun, pihaknya bersama warga dan aparat keamanan langsung turun ke lokasi untuk memastikan kebenaran informasi itu.

“Saat tiba lokasi memang tidak lagi bertemu dengan pelaku, tetapi ditemukan sejumlah tanaman warga seperti pisang, cengke yang sudah dipotong. Ada juga rumah kebun beserta peralatan ikut dirusak. Bahkan sepeda motor yang digunakan korban pun tempat duduknya dicincang,”kata Kades menjelaskan.

Menurut Kades, untuk bukti panah memang tidak ditemukan di TKP. Hanya saja kata Kades, berdasarkan keterangan dari kedua korban, mereka dipanah OTK sebanyak dua kali. Anak panah yang pertama jatuh disamping mereka berdua, ketika sang kakak hendak mengambil anak panah itu, namun adiknya meminta untuk jangan lantaran OTK akan kembali memanah, akhirnya anak panah itu pun tidak diambil. Keduanya lantas mundur dan menghindar.

“Jika informasi yang dipanah ini benar, kemungkinan para OTK mengambil kembali anak panah mereka. Karena di TKP tidak ditemukan apa-apa, hanya temukan bukti pengrusakan rumah, motor dan tanaman warga,”papar Kades.

Kades menyatakan, warga yang masuk ke hutan dan melakukan penyisiran tidak lagi menemukan para pelaku penyerangan. Sedangkan Ahmad Hayun, ditemukan kurang lebih 2 kilo meter dari TKP dalam keadaan sehat dan tidak lecet sedikipun. “Jadi Ahmad, saat itu juga lari menghindar. Saya, warga dan aparat bertemu dengan dia kurang lebih dua kilo meter dari TKP,”ujarnya.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden penyerangan terhadap kakak beradik yang dilakukan OTK ini. Sehingga, untuk menyikapi persoalan tersebut, Kades berharap aparat keamanan yang berada di Kecamatan Patani Barat, dibekali senjata. Sebab, saat ke TKP aparat keamanan berjalan dengan tangan kosong. “Jadi kami berharap agar ini disikapi serius, agar tidak terjadi lagi. Sebab, kejadian serupa sudah perna terjadi bahkan di lokasi yang sama,”harapnya.

Kades juga menghimbau, kepada warga setempat untuk sementara waktu jangan dulu berpergian di kebun.(msj/red)