Masa Aksi Tebang Pohon dan Palang Jalan
WEDA-PM.com, Sejumlah Mahasiswa dan Organda yang tergabung dalam Rakyat Bantu Rakyat (RBR) menggelar aksi demo. Aksi yang berlangsung di Pos Moreala ini menuntut Sekertaris Daerah (Sekda) Halmahera Tengah (Halteng), Yanto M Asri, hadir menjelaskan alasan meloloskan puluhan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Tidore Kepulauan (Tikep). Sebab, para puluhan ASN dari daerah terpapar virus corona atau covid 19 tersebut di loloskan oleh Sekda halteng.
“Sekda langgar instruksi Bupati, dengan meloloskan puluhan ASN dari zona merah. Ini tidak adil,”ucap Rian, salah satu orator, Senin (1/6).
Menurut masa aksi, yang dilalukan Sekda adalah bentuk penindasan terhadap warga. Sebab, sekda hanya mementingkan ASN dengan memfasilitasi melakukan rapid test di dinas kesehatan (Dinkes), sementara warga harus rapid test dengan biaya Rp600-800 ribu per orang.
“Ini penindasan, ASN kalian gratiskan,
sementara warga kalian minta bayar Rp600-800 ribu. Ada apa dengan Sekda sehingga ASN diloloskan,”ungkap orator.
Masa aksi meminta Bupati dan wakil bupati beserta Sekda, memberikan penjelasan terkait aturan yang telah dikeluarkan tapi dilanggar oleh Sekda tersebut.
“Kami siap melawan dan berdarah melawan aparat. Jika ada kriminaliitas disini. Sampai kapan orang weda ditindas,”ucap masa aksi.
Masa aksi bersepakat untuk tutup pintu masuk weda, ini dilakukan agar semua orang di halteng terhindar dari virus ini, apalagi Halteng berbatasan dengan Tikep.
“Ini kebijakan seenaknya yang dilakukan Sekda,”tegas mereka.
Pantauan wartawan, masa aksi membawa sensor dan menebang pohon untuk memalang jalan.(msj/red)
Tinggalkan Balasan