TERNATE-PM.com, Perjuangan kenaikan harga hasil bumi, berupa Kopra di Malut belum berakhir. Rabu (13/11) sore kemarin, Solidaritas Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Malut menggelar aksi damai di depan Kantor Walikota ternate, tepatnya di Jalan Pahlawan Revolusi (JPR).

Aksi damai kelompok yang pro terhadap nasib rakyat ini sekaligus dengan menggelar refleksi janji Gubernur Abdul Gani Kasuba (AGK) untuk mengintervensi harga kopra, serta memberikan beasiswa kepada anak petani Kopra di Malut yang sampai saat ini kunjung realisasi.

Selain aksi damai, Samurai Malut juga menggelar teatrikal anjloknya harga Kopra di taman Nukila. Aksi teatrikal yang pertunjukkan ini sebagai bentuk protes terhadap pemerintah provinsi (Pemprov) Malut yang tidak memperhatikan nasib petani di Malut.

Koordinator Presidium Samurai Malut, Julfandi Gani kepada Posko Malut menuturkan, aksi yang digelar ini merupakan bentuk komitmen Samurai Malut mengawal agenda-agenda kerakyatan. “Anjloknya harga kopra, serta beberapa komoditas unggulan masyarakat lainnya harus menjadi perhatian serius pemerintah Maluku Utara,” katanya.

Dirinya mendesak Pemerintah Provinsi Maluku Utara agar segera membentuk regulasi tata niaga dan Perda tentang Komoditas. Tidak hanya itu, Samurai juga meminta pemerintah agar menghadirkan home industry khusus komoditas, bentuk koperasi desa dan fungsikan Bumdes pengelola kopra, pemerataan harga komoditas unggulan setiap kabupaten kota. “Kami mendesak Pemprov Malut menolak tambang dan perkebunan sawit di Malut,” pintanya. Menurut Julfandi, sejauh ini tidak ada langkah maju dari Pemprov Malut untuk mengusahakan stabilnya beberapa harga komoditi. “Hampir menjelang 1 tahun anjloknya harga kopra ini, belum ada kerja nyata dari pemerintah sebagai usaha nyata untuk menekan turunya harga kopra ini. Jadi setelah aksi ini, kami akan menggelar dialog pada Jumat (15/11) malam di Aula eks Kantor Walikota Ternate,” pungkasnya. (wm-02/red)