TERNATE-PM.com, Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate Nurlela Syarif mempunyai sejumlah catatan yang ditemukan dalam masa reses/peneyerapan aspirasi masyarakat di Kota Ternate. Banyaknya catatan dipertengahan masa reses tersebut ini, karena dengan kondisi Pemkot Ternate yanf lagi melawan pencegan cornavairus/covid19
Nurlela kepada Poskomalut.com mengatakan, ini persoalan serius darurat Covid 19 Malut, khususnya Kota Ternate tapi Pemerintah Provinsi dan Kota Ternate cenderung ego sektoral, seperti ketidaksiapan Tim Medis Covid 19 RSUD karena minimnya dukungan dari Pemerintah Provinsi dalam ini Gubernur Malut dan seluruh jajarannya.” Tetapi intinya masih ada kelemahannya dikoordinasi ada ego sektoral dengan Pemkot Ternate dari Pemprov,”katanya.
Menurutnya, adapun dalam perpektif medis Covid 19 sangat berbahaya, tapi tim medis mereka dalam penanganan tidak diberikan fasilitas memadai diantaranya APD terbatas, ruang isolasi terbatas, jarak pemeriksaan lab jauh harus di jakarta, kesiapan konsumsi tenaga medis tidak maksimal, kesejahteraan juga tidak maksimal.
“Ini fakta terjadi tadi malam Sangat menyedihkan terkait SOP penanganan pasien covid 19 di rumah sakit rujukan, pasien yang dari wilayah endemik trus kembali ke Ternate dan mengalami gejala-gejala flu batuk demam diare (1 kasus tadi malam (23 Maret 2020) 1 orang pasien dengan riwayat dari Kota bandung di 15 Maret 2020,”ujarnya.
Ada pun pasien berinisial F tinggal di Kos-kosan di wilayah Ternate Tengah, riwayat perjalanan
Ternate-jakarta-bandung-jakarta-manado-ternate dan sejak 2 hari kemarin mengalami Batuk Lendir, Demam dan pilek. Tadi malam Jam 12 malam pasien dibawah Ke IGD RSU. Penanganan di IGD RSUD Busori hanya di periksa di kursi ruang tunggu IGD, pengambilan darah pun hanya di ruang tunggu, setelah pemeriksaan selesai Perawat keluar dan sampaikan bahwa Pasien dengan Jumlah Virus 18.000 dan masuk dalam status PDP. (Sesuai keterangan Sahabat Pasien Via WA ke saya karena dia yang antar)
“Setelah itu diberikan resep, dan diperbolehkan untuk pulang. Padahal perawat IGD sampaikan statusnya PDP. Tapi tidak di tahan dan disolasi tapi disuruh pulang, isolasi mandiri dirumah. Sementara anak ini dia tinggal di Kos-kosan di Salah satu kelurahan di Ternate Tengah. Semoga dia negatif Covid 19. Masalahnya dia tidak di isolasi,”jelasnya.
Ia menambahkan, harusnya ada langkah-langkah ikhtiar, anak ini kan dia dari wilayah Endemik Covid 19 yaitu Kota Bandung dan ini harus diseriusi, karena berkaca dengan hal yang sama riwayat perjalanannya seperti 1 pasien yang kemarin suda positif Corona. (Yang kecendrungan mal prosedur pasien Covid 19)
“Ini kondisi kemanusiaan jadi kita semua jangan biarkan proses dan SOP penanganan seperti ini. Meski kami sangat pahami dan prihatin dengan kondisi Tim Medis di RSUD. Problemnya Ternate atau Malut sudah positif corona,”akunya.
Kritik pihaknya ini juga kepada Gubernur Malut. Pihaknya berharap bapak Gubernur lebih cepat tanggap pantau situasi perkembangan dengan turun langsung ambil komando, seperti Gubernur-gubernur di provinsi lain yang begitu cepat tanggap solutif dalam upaya memperlambat peredaran covid 19 di daerah. Sama halnya Walikota juga tolong koordinasin langsung dengan Gubernur, RSUD ini kan meski punya provinsi, tetapi ada di wilayah Kota Ternate, sudah sangat rawan skali semua pasien covid 19 yang positif atau OPD dan PDP, akan menuju ke RSUD Busori, karena rujukan.
“Kasihan bagaimana kalao tim medis disana terkendala dg kondisi-kondisi ini??,”sesalnya.
Ia menegaskan, sesama DPRD Provinsi dan DPRD Kota Ternate dan Kabupaten Kota lain se Malut, bagaimana langkah-langkahnya??? juga dalam fungsi pengawasan kaitan desakan dan integrasi dengan DPRD Kota Ternate dan kabupaten kota lain??biar sama-sama kami jalankan fungsi pengawasan juga sinergisitas dana DTT, sebagai fungsi anggaran agar bener-benar bersama atasi Covid 19 di Malut.
“Soal minimnya tempat isolasi, Apakah langkah-langkah tempat isolasi selain RSUD sudah di putuskan? Atau masih di rapatkan?? Bahkan di wacanakan?? Tolong ini urgent jangan tunggu banyak lagi korban berjatuhan dan positif Covid 19 di Malut baru tong bakage samua,”pungkasnya. (sam/red)
Tinggalkan Balasan