Sikap Kepala Rutan Resahkan Napi Kelas II.B Ternate

Kepala Rutan Kelas IIB Ternate Sujatmiko

TERNATE -PM.com, Warga Binaan (WB) Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Ternate tampak dibuat resah dengan sikap dan pernyataan Kepala Rutan, Sujatmiko.

Berdasarkan informasi dari narapidana (napi) bahwa Kepala Rutan Ternate Sujatmiko menganggap, shalat Jumat di dalam Rutan tidak benar dan tidak sesuai sareat Islam, karena kenapa khutbahnya harus ada pengantar dari khatib. "Kami warga binaan Rutan Ternate atau Napi yang khususnya beragama Islam merasa tersinggung dan sesali dengan bahasa dan pemaksaan terhadap kami warga binaan," ujar salah satu Napi yang meminta merahasiakan identitasnya saat via Wartel Rutan, kepada wartawan, Selasa (3/3/2020) dengan nada kecewa.

Lanjut napi tersebut, shalat jumat tiga kali berturut-turut para napi dipaksa kepala Rutan Ternate untuk mengubah cara shalat jumat bahwa tidak perlu ada pengantar khutbah dari khatib karena tidak terlalu penting. "Saya dan kawan-kawan  mewakili seluruh warga binaan Rutan Ternate di Jambula menganggap, bapak Sujatmiko tidak pantas lontarkan kata seperti itu karena beliau adalah Kepala Rutan dan beliau orang tua kami," ucapnya.

Lanjutnya, yang lebih sadis lagi itu, dia Ka Rutan mengundurkan waktu shalat lima waktu 15 - 20 menit. “15-20 menit waktu salat baru adzan," ujarnya napi itu lagi.

"Kami hanya
Narapidana yang dikelilingi tembok-tembok tinggi yang tidak bisa berbuat
apa-apa. Jadi kami warga binaan seluruhnya di dalam Rutan Ternate memohon
kepada Bapak Kanwil, Tokoh Agama, Adat, Mahasiswa dan Pemerintah Daerah maupun
Pusat agar ini menjadi perhatian serius.  Karena ini menyangkut harga diri
kami didalam Rutan Ternate dan pada umumnya di Maluku Utara," ujarnya
lagi.

Dia mengecam, apabila keresahan dan keluhan ini tak direspon maka akan dilakukan aksi tuntutan hak sebagai warga binaan. "Apabila tidak ada respon atau tidak ada tindak lanjut maka kami akan melakukan aksi menuntut hak kami sebagai narapidana," kecamnya.

Disisi lain, Ka Rutan KLS II B Ternate Sujatmiko saat dikonfirmasi menepis bahwa, tidak benar dirinya melarang shalat jumat tanpa khatib. Dia mengatakan, sampai saat ini masih ada pengantar dari khatib sebelum melaksankan khotbah di masjid Rutan. "Jadi tidak ada perubahan sama sekali tentang pelaksanaan salat Jumat," tepisnya.

Demikian juga tentang waktu shalat dan lain-lain tidak ada yang berubah, yang berubah adalah lebih semaraknya kegiatan di masjid Rutan. "Pihaknya akan bergembira apabila para media mau liputan investigasi tentang hal tersebut, tidak ada yang kami tutup-tupi bagi pihaknya transparansi lebih baik,"ujarnya.

"Terima kasih sudah bertindak berimbang dan profesional, kami sangat menghormati tradisi yang berlangsung di Malut," tutupnya. (nox/red)

Komentar

Loading...