SANANA-PM.com, Air bersih rupanya saat ini menjadi masalah serius bagi warga Desa Bajo, Kecamatan Sanana Utara, Kabupaten Kepualaun Sula. Pasalnya, sudah hampir empat bulan warga yang berdomisili di atas air laut itu sulit untuk memperoleh air bersih.”Sudah empat bulan kami sulit dapat air bersih karena air yang biasa kami konsumsi sudah paya,” ungkap salah satu warga Bajo, Sui Sungkala, kemarin. 

Menurut dia, untuk mendapatkan air bersih untuk kepentingan mandi dan masak maupun minum pihaknya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 20 ribu sampai Rp 50 per hari, karena harus membeli air yang dijual oleh warga lain dengan harga Rp 10 per gelon.

Salah satu warga lain, Ramli Buton mengatakan, air bersih yang dikonsumsi warga Bajo yang kini mulai berrasa payao tersebut adalah bantuan dari Pemda Provinsi Maluku Utara (Malut), melalui program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) pada tahun 2019 . “Air yang kita gunakan adalah sumber air Pamsimas bantuan dari povinsi yang masuk sejak tahun 2019. Namun saat ini sudah tidak bisa digunakan karena sudah rasa payau,”akunya. 

Dia menambahkan, sebagai warga pihaknya cukup kesal karena pada saat masuknya program Pamsimas setiap warga Bajo masing-masing memasang meteran yang anggaran pemasangannya dibebankan kepada warga dengan besaran anggaran Rp 300 ribu per satu unit meteran. “Kami pasang meteran bayar Rp 300 ribu, padahal belum cukup satu tahun air sudah payau,”keaslnya. Olehnya itu, pihaknya berharap pihak yang bertanggung jawab segera memperbaiki sumber air tersebut, sehingga dapat dinikmati warga. (fst/red)