TERNATE-PM.com, Ribuan elemen mahasiswa dari berbagai Universitas di Provinsi Maluku Utara melakukan aksi penolakan Rancangan Undang Undang KUHP di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate, diwarnai hujan batu, Rabu (25/9/2019)
Aksi digelar di depan Kantor DPRD Kota Ternate, jalan Kalumata Puncak, pukul 11.23 WIT. Awalnya, aksi gabungan seluruh BEM Universitas itu berjalan lancar. Namun, ketika jumlah mahasiswa yang hadir mengikut aksi sangat banyak, membuat upaya penyampaian orasi tidak terkordinir baik sebagai kesatuan mahasiswa.
Kondisi itu membuat sejumlah organisasi mahasiswa lain berupaya untuk tidak mengikuti instruksi kordinator aksi yang dipimpin oleh BEM Universitas Universitas Khairun Ternate.
Amatan poskomalut.com, kemelut dari mis kordinator mahasiswa membuat oknum mahasiswa mencoba melakukan provokasi dengan melakukan pelemparan kantor DPRD dan aparat kepolisian yang berjaga mengamankan aksi di halaman kantor wakil rakyat itu.
Aksi pelemparan kurang lebih 10 menit tersebut, akhirnya dapat diredam setelah masing masing BEM meminta para anggota mahasiswa tidak melakukan pelemparan. Selain itu, Kapolres Ternate dan Dir Intel Polda Malut memerintahkan anggota Pengendali Masa (Dalmas) Polres maupun Polda Malut tidak melakukan upaya penaganan massa agar tak memancing emosi para demonstran.
Demonstrasi berlanjut hingga Pukul 14.12 WIT, tuntutan massa agar pimpinan DPRD Kota Ternate bisa menemui massa aksi untuk melakukan hearing terbuka terkait persolan RUU pun disanggupi pihak sekertariat dewan. Dimana pejabat sementara DPRD Kota Ternate, Muhajirin Bailusy dari fraksi PKB bersedia menemui massa aksi.
Namun disaat kordinator aksi meminta pihak DPRD Ternate , dalam hal ini Muhajirin Bailusy menyampaikan pandangan DPRD Ternate terkait RUU KUHP. Tiba -tiba lemparan botol air mineral melayang, dan nyaris mengenai pimpinan DPRD dan Kapolres Ternate, disusul pelemparan batu kearah aparat, anggota Ssekertariat DPRD dan para anggota dewan yang sedang menyaksikan jalannya aksi dari halaman kantor.
Hujan batu pun tak terhidarkan, sehingga aparat kepolisian beberapa kali melakukan penembahkan gas air mata untuk membubarkan massa yang mulai bringas. Dalam insiden itu, salah satu mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) atas nama Sugianto A Hanafi diduga terkena selongsong peluru gas air mata di wajahnya hingga berdarah dan dilarikan ke RSUD Chasan Bosoirie. Selain itu, korban lainnya adalah anggota Fraksi Nasional Demokrat atau (NasDem) terkena lemparan di sekitar bagian telinga kiri hingga sobek.
Mirisnya lagi, dari aksi itu membuat kelompok mahasiswa pun terpecah, dua dan terlibat baku lempar dengan sesama mahasiswa. Kurang lebih 30 menit, aksi kembali redam karena kedua kelompok mahasiswa maupun polisi sepakat menenangkan eskalasi aksi.
Sementara itu, pimpinan DPRD Muhajirin Bailusy, dalam hearing terbuka menyatakan secara pribadi menolak RUU KUHP. “Seluruh kebijakan pemerintah harus diawasi oleh rakyat termasuk DPRD Ternate. Saya berikan apreasi dan penghargaan besar, era reformasi butuh perubahan. Saya minta kita semua, sebagai ketua DPRD Sementara, ingin memastikan agenda reformasi adalah agenda kita semua, bukan hanya teman mahasiswa tapi elemen mahasiswa. Kami bersikap menolak revisi UU KPK dan KUHP,” tegas Muhajirin. Penyampaian pimpinan DPRD Ternate itu pun, kemudian diterima oleh massa aksi. (iGus)
Tinggalkan Balasan