Virus Corona Belum Ditemukan di Malut

Virus corona

TERNATE - PM.com, Meskipun belum ditemukan virus corona di Maluku Utara (Malut), namun Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Ternate terus melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mendeteksi wabah mematikan itu.

Anggota tim informasi publik, KKP Kelas III Ternate Iskandar Taran mengungkapkan, SOP penanganan virus corona, pihaknya telah memasang alat Thermal Scanner di UPTD Bandara Babullah Ternate. Kementerian Kesehatan RI juga telah menginstruksikan pada seluruh jajaran KKP di Nusantara untuk melakukan  kesiapsiagaan penanganan virus Conora dari tanggal 6 Januari 2020. 

Selain
itu, KKP juga berkoordinasi lintas sektor dalam hal ini instansi terkait Dinas
Kesehatan, Rumah Sakit, Imigrasi dan Beacukai. Sementara WNA, asal Cina yang masuk
di Malut bekerja di sektor pertambangan, melalui jalur udara akan diskrining
terlebih dulu. Apabila ditemukan tanda dan gejala seperti demam melebihi 38
derajat, batuk pilek, gangguan saluran pernapasan maka dilakukan tindakan
pecegahan karena ada ruang isolasi dibandara. Kemudian yang bersangkutan
dirujuk ke RSU, sedangkan di tingkat kabupaten melakukan koordinasi saja dengan
instansi kesehatan terkait.

“Pada
negara-negara tetangga seperti Singapura, Vietnam dan Thailand virus itu suda
masuk “alhamdulillah di Indonesia belum ada laporan,” ungkapnya. Pihaknya juga
melakukan koordinasi dengan operator penerbangan, jika terdapat potensi gelaja tersebut
kepada penumpang maka sudah pasti siap siaga.

Alat
scanner di Malut hanya terdapat satu unit saja, secara keseluruhan Kementerian
Kesehatan telah menyiagakan kurang lebih 135 Thermal Scanner di pintu masuk
seluruh Wilayah Indonesia, akan tetapi sejauh ini KKP kelas III Ternate belum
menemukan penumpang yang mengalami tanda virus Corona.

Lanjut
dia, mengenai informasi di Manado seseorang yang diduga terpapar virus corona
karena yang bersangkutan mempunyai riwayat perjalanan ke Cina dan ada tanda
gejalanya, namun sampai saat ini belum divonis terpapar virus corona karena
masih diuji laboratorium, sifatnya belum pasti positif atau negatif.

Muhajir, koordinator wilayah kerja bandara, KKP Kelas III Ternate menuturkan alat skener itu tidak mendeteksi virusnya tapi suhu tubuh, sedangkan masa inkubasi penyakit ini sekitar 7 sampai 14 hari. “Jadi misalnya tubuh sudah terpapar virusnya itu, dia engga langsung timbulkan gejala, itu tergantung kondisi tubuh bisa sampai 7, sampai 14 hari baru muncul gejala,” jelasnya.

Alat ini sudah stay di Bandara Babullah Ternate sejak akhir 2019. Namun, selama pengawasan belum ditemukan adanya suspek demam yang melebihi dari 30 derajat. “Sampai saat ini, KKP tidak memiliki catatan berapa banyak WNA yang telah scanner KKP, namun jika ditemukan langsung ditahan,” jelasnya.

Kepala Seksi Inteljen dan Penindakkan Imigrasi, Agus Apono menuturkan,  saat ini banyak WNA dari Negeri Cina, yang bekerja di berbagai perusahaan di Maluku Utara seperti, Weda Bay Nickel, IWIP, Harita Grup. "Mereka kalau pulang cuti itu tidak lapor disini (Imigrasi), kita tidak tau itu, yang tau hanya pada Bandara Internasional saja," katanya.

Lanjutnya, perjalanan cuti yang dilakukan para pekerja WNA, sama sekali tidak melakukan pendataan, karena para pekerja tersebut masih memiliki pasword yang aktif sehingga tidak ada pemeriksaan kembali. "Kalau berangkat ya berangkat saja, mau pulang baik seratus kali juga tidak apa-apa,"ujarnya. Menurutnya, jika pemeriksaan Imigrasi itu hanya dilakukan bandara Internasinal. Bandara Babullah bukan bandara Internasinal sehingga tidak harus melakukan pemeriksaan ulang.

Sementara,
berdasarkan data Ombusman, menyebutkan data statistik Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Maluku Utara bahwa jumlah tenaga kerja asal China yang
ada di Maluku Utara mencapai 2.435 jiwa pada tahun 2019 dengan ciri khas
terkonsentrasi pada wilayah-wilayah atau perusahaan pertambangan.

Disisi
lain, anggota Komisi III DPRD Kota Ternate Nurlela Syarif meminta Dinas
Kesehatan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk melakukan proteksi
standar nasional bagi imigran terjangkit virus corona yang masuk di Ternate.

Politisi Partai NasDem itu menyarankan
Dinkes Kota Ternate harus mengambil langkah ikhtiar dalam memproteksi daerah
dari penyebaran virus corona yang kemungkinan akan masuk ke Ternate melalui
Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok. “ Maluku Utara  juga menjadi titik
merah penyebarannya. Yang menjadi  langkah iktiar memang harus dilakukan
karena Kota Ternate menjadi  pintu masuk,” katanya.  

“ Ternate sebagai pintu masuk  memang mereka orang imigran pekerja itu tak menetap di Ternate, yang bersentuhan langsung adalah lokasi tempat kerja mereka. Karena Kota Ternate hanyalah transit, namun itu tak jadi alasan, karena apapun karena mereka transit di Ternate ada interaksi yang mereka lakukan dan itu harus diantisipasi,” pintanya. (team/red)

Komentar

Loading...