Pemkot Ternate “Tutup Mata

TERNATE-PM.com, Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate nampaknya tidak peduli dengan korban gempa yang melanda warga Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate. Kenapa tidak, sejak gempa berkekuatan 7,1 magnetudo mungguncang Kota Ternate dan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Jumat (15/11) dini hari hingga saat ini Pemkot Ternate belum mengambil sikap nyata.

  Bahkan, Wali Kota Ternate Burhan Abdurrahman sendiri mengaku hingga saat ini dirinya belum mengantongi berapa data korban dan kerusakan bangunan akibat gempa 7,1 magnetudo yang pusatnya berdekatan dengan Kecamatan Batang Dua. ”Kerusakan yang ada di sana kita belum mengkaver data pasti. Karena nanti kita minta dari BPBD untuk turun lansung secepatnya,” ungkap Burhan saat ditemui Posko Malut, kemarin.

Anehnya, sampai hari ketiga setelah gempa 7,1 magnetudo mengguncang kecamatan terluar Kota Ternate ini, Pemkot belum juga mengintruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate untuk melakukan pengecekan di lapangan. Walikota dua periode ini baru berencana memerintahkan BPBD Kota Ternate untuk turun di lapangan. “Segera saya minta BPBD untuk turun cek di lapangan untuk melakukan pendataan jumlah korban dan bangunan yang rusak,” sebutnya.

Orang nomor satu di lingkup Pemkot Ternate ini menyebutkan hingga saat ini Pemkot Ternate belum membuka posko tanggap darurat. Ia masih menunggu BPBD untuk melakukan pendataan kebutuhan masyarakat di Batang Dua.  “Masih ada warga yang melakukan pengungsian ketika malam hari. Karena ada gempa susulan yang sering terjadi, sehingga masyarakat diharapkan agar tetap tenang,” akhirnya, sembari mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tidak terprovokasi dengan berita yang tidak ada sumbernya. Karena Pemkot terus memantau keadaan dan menginformasikan kondisi di Batang Dua.

Sementara itu Pendeta Donny Toisuta menyebutkan, berdasarkan laporan tim relawan yang berada di Batang Dua, setiap malam masyarakat mengungsi karena gempa susulan yang sering terjadi. “Setiap malam itu anak-anak dan perempuan naik ke gunung untuk mengamankan diri, siangnya baru kembali ke rumah. Ini dilakukan sejak gempa hari pertama hingga sekarang,” ungkapnya.

Donny yang juga Sekretaris Glasis Ternate ini mengakui hingga hari ketiga pascagema, masyarakat belum mendapatkan bantuan dari pemerintah Kota Ternate. Satu-satunya bantuan masuk di Batang Dua hanya bantuan dari Gereja, beruapa 25 buah terpal dan Senter yang masuk di jemaat Gereja Mayau. “Sebelum dapat bantuan tarpal itu pengungsian tidur di lapangan radio, tidur di bawah kolong langit saja,”ucapnya.

Untuk mengurangi tarauma anak-anak, lanjutnya, gereja melakukan pendampingan dengan melakukan proses ibadah, baik sebelum naik ke gunung maupun setelah balik ke rumah. “Namun ada rencana truma hiling yang bakal dilakukan oleh tim dari Gereja Protestan Maluku,” tuturnya.

Sampai saat ini pihaknya tidak berkoordinasi langsung dengan pemerintah. Pihaknya berkoordinasi langsung dengan jemat gereja. “Kita tidak komunikasi dengan Camat di sana, jadi hanya tim di sana yang berkomunikasi dengan Camat Batang Dua. Kami di sini tidak,”tuturnya, sembari menyebutkan bantuan yang sudah sampai di sana hanya berupa terpal yang diberikan Jemat Gereja, melalui tim relawan di Bitung. Untuk Ternate sejauh ini belum ada bantuan yang masuk ke Batang Dua.   

DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Maluku Utara (Malut) menyebut Wali Kota Ternate Hi. Burhan Abdurrahman “mati rasa” dengan kondisi yang menimpa masyarakat di Kecamatan Batang Dua karena sampai saat ini belum ada sentuhan nyata yang dilakukan Pemkot Ternate.  “Jadi memang saya melihat di akhir-akhir periode Hi Bur ini, rasa sensitive dengan kondisi sosial di Kota Ternate sudah tidak ada lagi. Salah satunya terkait kebutuhan masayarakat di Batang Dua,” sebut Ketua DPD KNPI Malut, Irman Saleh pada Posko Malut, Minggu (17/11).

Bahkan, Irman menuding alasan Hi. Bur yang belum mengetahui data korban dan kerusakan akibat gempa berkekuatan 7,1 magnetudo adalah alasan yang mengada-ngada. “Hi Bur mengada-ngada kalau beliau belum tahu jumlah korban dan kerusakan di sana. Beliau itu walikota, masa sampai hari ketiga belum juga memiliki data pasti,” tudingnya.

`Irman mendesak Pemkot Ternate segera mengambil langkah pasti karena saat ini masyarakat sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah. “Ini memang tanggung jawab kita semua, tetapi Hi Bur sebagai kepala daerah harus segera mengambil langkah cepat. Jangan terlalu lama karena masyarakat sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah,” desaknya.

Dari pantauan Posko Malut, jemat Gereja Ayam membuka posko bantuan untuk korban bencana di Batang Dua. Sejauh ini bantuan yang telah terkumpul berupa super mie, tikar dan terpal.

Sementara data yang dikantongi Posko Malut, akibat gempa Jumat dini hari itu terdapat lima rumah rusak berat dan dua orang luka ringan. Sementara 30 rumah hanya tembok yang mengalami keretakan dan tidak masuk kategori rusak ringan. (cha)