IDI Malut Galang Dana Untuk Biaya APD
SOFIFI-PM.com, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut menyiapkan anggaran penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) senilai Rp 15 miliar. Penggunaan DTT yang ada dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) induk 2020 ini, seiring dengan Pemprov Malut menetapkan siaga darurat COVID-19. Hal ini sampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Malut, Syamsuddin A. Kadir saat menghadiri pertemuan yang berlangsung di posko penanggulangan Covid-19 Malut di Ternate, Sabtu (21/3/2020).
Sekprov mengungkapkan, dalam penggunaan anggaran pencegahan penyebaran Covid19 Rp 15 miliar tersebut tanpa harus menunggu pembahasan anggaran bersama DPRD Provinsi (Deprov) Malut, tetapi sifatnya hanya pemberitahuan sesuai dengan Permendagri. “Anggarannya sudah ada, tinggal dipakai. Sekarang tinggal kita sampaikan ke DPR saja bahwa kita akan pakai uang itu (DTT, red),” jelasnya.
Menurutnya, untuk kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan obat, alat kesehatan, dan alat pelindung diri tim medis diperkirakan senilai Rp 4 miliar. “Anggaran itu sudah disiapkan kalau tidak halangan hari Senin (23/3) hari ini sudah diproses keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri),” ungkapnya.
Disentil apakah pemprov memiliki anggaran untuk penanggulangan darurat seperti saat ini kata Sekprov, jika dilihat dari Permendagri 20, semua permintaan akan dilayani dengan dana tak terduga dan jika dana itu masih tidak cukup maka akan dilakukan penjadwalan ulang program kegiatan. “Artinya bahwa program kegiatan yang ditunda bisa digunakan untuk kebutuhan ini, dan jika itu masih tidak cukup maka uang yang tersisa bisa saja dipakai sesuai dengan situasi,” tegasnya.
Untuk kekurangan masker dan antiseptik, kata Sekprov, pemerintah tetap berupaya melakukan pencarian ketersediaan, dan bahkan sudah mengingstruksikan kepada Kadinkes untuk memesan duluan. “Sementara kita mencari dimana saja berada akan kita beli, karena masalah ini bukan hanya di Malut tapi ini terjadi secara nasional. Yang pasti, sekarang kalau uang ada dan barang tidak ada itu jadi masalah juga,” katanya.
IDI Malut Galang Dana
Disisi lain, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malut melakukan penggalangan dana untuk pembelian alat pelindung diri (APD). Langkah ini dilakukan lantaran adanya kekhawatiran terkait ketersediaan APD untuk menghadapi pasien yang diduga mengidap virus corona atau Covid-19.
Ketua IDI Malut dr. Alwia Assagaf menyatakan, awalnya penggalangan dana atas nama pribadi dokter. Langkah yang dilakukan para dokter ini, sebagai sikap kepedulian, sekaligus kekhawatiran para dokter atas kekurangan APD seperti yang dialami para tenaga medis di wilayah zona merah Covid-19 seperti DKI Jakarta. “Dimana telah terjadi kekosongan APD yang harus digunakan oleh tenaga kesehatan saat merawat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang diisolasi, apalagi yang terkonfirmasi positif,” tuturnya, Minggu (22/3).
Melihat kondisi tersebut, IDI Malut pun membolehkan penggalangan dana untuk pengadaan APD di bawah koordinasi organisasi profesi tersebut. Tujuannya adalah membantu pencegahan serta penanganan Covid-19 yang dapat berupa penyediaan media informasi tentang Covid-19 kepada masyarakat, pengadaan APD, bahkan pemberian insentif atau penghargaan kepada tenaga medis bila memungkinkan. “Penggalangan dana ini sebenarnya telah dipelopori oleh Pengurus Besar IDI untuk membantu permasalahan kesiapan daerah-daerah dalam penyediaan sarana, alkes dalam tatalaksana Covid-19 utamanya yang berada dalam zona merah,” terang Alwia.
IDI wilayah Malut telah membentuk Satgas Covid-19 dimana dr. Dwi Handoko, SpP ditunjuk sebagai ketua tim. “Dan kami juga tergabung dalam Satgas Covid-19 PB IDI,” sambung Alwia. Dalam hal penanganan Covid-19 ini, IDI Malut tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara lewat Gugus Tugas Covid-19 Malut. “Karena saya tahu saat ini sudah ada dana yang disiapkan Pemprov untuk pengadaan APD tambahan bagi RS rujukan Malut,” kata dia.
IDI Wilayah Malut juga dapat membantu memberikan link produsen kepada pemda serta RS yang telah BLUD untuk dapat membeli langsung kebutuhan sarana dan alkes yang diperlukan dalam penanganan Covid-19 ini. “Karena kita tahu alat-alat tersebut agak sulit dicari saat ini menyusul tingginya kebutuhan nasional,” ujar Alwia.
Alwia juga mengimbau masyarakat Malut agar mematuhi imbauan Gubernur serta Bupati dan Wali Kota dengan membatasi kegiatan di luar rumah. Hal ini untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. “Bagi yang baru kembali dari daerah yang telah terinfeksi agar secara sadar melakukan isolasi diri. Jika ada gejala terinfeksi Covid19, maka segeralah memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan. Mari bersama kita bahu membahu dalam penanganan pandemik Covid-19, untuk mencapai masyarakat Malut sehat,” tandas Alwia.(iel/red)
Tinggalkan Balasan