TERNATE-PM.com, Plh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Ternate Thamrin Alwi melarang pejabat Pemkot Ternate untuk melaksanakan kegiatan di luar daerah. Hal ini dikarenakan, beberapa Kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, Solo, Yogyakarta, Bali, Pontianak dan Manado telah terinveksi virus corona.
“Manado sangat dekat dengan Maluku Utara. Untuk mengantisipasi itu, maka kita batasi kegiatan SKPD di luar daerah. Ini sebagai salah satu bentuk langkah ikthiar penyebaran virus Corona di Ternate. Kegiatan yang sifatnya urgen baru bisa diberikan izin untuk keluar daerah. Tapi kegiatan yang sifatnya hanya koordinasi saja kita pending dulu, sehingga tidak menimbul hal-hal yang kita tidak inginkan. Mungkin ada beberapa daerah, bahkan kalau setiap SKPD yang keluar daerah ketika mereka balik langsung dirumahkan selama 14 hari tapi langkah-langkah itu kita belum lakukan,” sebut mantan Kadishub Kota Ternate ini.
Sesuai keputusan presiden (Kepres) nomor 7 tahun 2012 adalah suatu upaya pemerintah untuk membentuk satgas melalui program pemerintah pusat untuk memerangi terhadap ancaman wabah virus Corona.
Kota Ternate, lanjutnya, tidak penerbangan langsung keluar negeri, tapi lewat Manado, maka langkah-langkah yang dilakukan pemerintah adalah melalui jalur laut yang dianggap sangat steril untuk akses masuk daerah luar ke Ternate.
“Jadi kalau daerah lain ada penerbangan langsung ke Indonesian lewat pintu Manado, maka kita melakukan pengawasan di bidang laut,” akhirnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi NasDem DPRD Kota Ternate, Nurlela Syarif mengimbau Pemkot Ternate serta Pemprov Malut, agar segera mengambil langkah strategis dan preventif dalam rangka merespon peningkatan kasus corona (Covid-19) di beberapa Kota besar di Indonesia.
Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate itu menjelaskan, diantara beberapa Kota yang menjadi titik penyebaran virus mematikan, Manado menjadi kota yang paling dekat dengan Termate, Maluku Utara (Malut). Karena itu, ia meminta Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba dapat segera berkoordinasi dengan semua kepala daerah di Malut untuk menindaklanjuti ikhtiar dari Presiden RI dan Kementerian Kesehatan tentang Gerakan Hidup Sehat. “Segera buat edaran Gubernur dengan SOP yang di tentukan,” katanya.
Khusus di Kota Ternate yang menjadi pintu masuk arus manusia dan barang, terutama di Bandara Sultan Babbullah Ternate, Nurlela minta pintu masuknya diperketat dengan pengawasan preventif seperti menyiapkan alat deteksi suhu tubuh. Hal itu kata dia juga harus diberlakukan di area pelabuhan.
“Instruksikan kepada titik-titik keramaian seperti mall, kantor, sekolah, rumah sakit dan lain-lain harus menyiapkan hand sajitaizer. Dan ada himbuaan semacam spanduk atau standing banner tentang mencegah corona yang bener,” pintanya.
Selain itu, srikandi NasDem Kota Ternate ini juga mendesak Walikota Ternate, Burhan Abdurahman untuk berkoordinasi membentuk Satgas. Atau Apabila Satgas sudah terbentuk maka segera ambil tindakan, jangan sekedar hanya membentuknya.
“Di sekolah juga misalkan ada gerakan sosialisasi cara mencuci tangan yang benar disisipkan di awal atau di akhir pembelajaran oleh guru kepada siswa,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga meminta Pemkot Ternate dan Pemprov Malut agar memaksimalkan kesiapan Rumah Sakit (RS). Harus ada SOP di RS sejak dini. “Bagaimana kesiapan rumah sakit atau SOP Rumah sakit sejak dini, bagaimana jika ada pasien yang terindikasi corona, bagaimana tenaga medis harus melayani pasien ini, agar tenaga medis juga aman tidak terjangkit. Dan bagaimana juga standar-standar alat yang disiapkan di rumah sakit di Maluku utara atau kota ternate,” tegasnya seraya menambahkan langkah ini penting dilakukan agar Ternate maupun Malut benar-benar siap.
Disinggung mengenai apakah DPRD Kota Ternate akan mendorong kebijakan lock down? Ia menegaskan, Kota Ternate belum butuh penutupan Kota. Sebab yang di butuhkan adalah maksimalkan langkah-langkah preventif serta gerakan pencegahan Covid-19.
Sementara, Satgas yang dibentuk Pemprov Malut sampai saat ini belum mendeteksi gejala virus yang mamatikan itu. Namun kewaspadaan tetap dikedepankan sehingga pengawasan dipintu masuk seperti Bandara dan Pelabuhan lebih ditingkatkan lagi pada setiap turis yang baru datang.
Wakil Gubernur M. Al Yasin Ali mengaku terus mengontrol akses masuk ke Malut baik darat maupun udara untuk mengantisipasi masuknya orang-orang yang terjangkit wabah ini.
Di Jakarta saat ini pemerintah pusat sudah mengambil langkah antisipasi, dengan menutup sementara beberapa perguruan tinggi, belajar di rumah. “Nanti lihat, kita masih pantau baik itu melalui satgas, dinas kesehatan maupun dari rumah sakit se-Malut. Sejauh ini belum ada satu pun terdeteksi inveksi corona. Jika ditemukan, kami akan ambil langkah selanjutnya,” ucap Wagub. (red)
Tinggalkan Balasan