poskomalut, Inspektorat Kabupaten Pulau Morotai diduga sembunyikan temuan dugaan penyalahgunaan anggaran dana desa yang menyeret anak buah Gubernur Malut berinisial AU alias Asyura Umar.
Dugaan ini mencuat menyusul terbongkar praktik penyalahgunaan anggaran bernilai hampir ratusan juta milik sejumlah desa di Morotai beberapa waktu lalu.
Inspektorat Morotai sampai saat ini enggan membeberkan hasil temuan ke publik.
“Ini tahun 2023 dan 2024, terungkap saat pemeriksaan kades, kenapa inspektorat tidak buka di publik, apakah ini sengaja disembunyikan atau bagaimana, para kades yang dirugikan,” ungkap salah satu kades yang tak mau namanya publis.
Plt Kepala Inspektorat sekaligus Sekda Morotai, Muhammad Umar Ali ketika dikonfirmasi ternyata tidak berada di tempat.
“Pak sekda lagi keluar daerah, sehari dua sudah ada di Morotai,” ujar salah staf di kantor Bupati Morotai, Selasa (23/9/2025).
Diketahui, Asyura Umar kini menjabat Kepala Bidang Pemdes DPMD Provinsi Maluku Utara. Ia diduga selewengkan anggaran beberapa desa saat masih menjabat Kabid Pemdes DPMD Kabupaten Pulau Morotai.
Sebut saja belanja kaos dan perahu nelayan pada 2023 hingga 2024. Ini terkuak setelah temuan dari Inspektorat Morotai dan menjadi bukti administrasi beberapa desa.
Kades Padimor Padange, Kecamatan Morja, Marton Dunia mengungkapkan, pihaknya sudah menyetor anggaran untuk belanja baju, hingga kini belum direalisasi.
“Jadi itu terkait baju kader posyandu lima pasang Rp1 juta setengah, tapi dia punya barang (baju posyandu) sampe sekarang tidak ada. Saya tanya ulang-ulang, tapi baju itu tidak ada sampe sekarang,” ungkapnya, Sabut, 30 Agustus 2025.
“Iya, bendahara saya yang transfer ke Mantan Kabid Pemdes. Jadi di berita acara pemeriksaan kode etik itu kami lampirkan,” timpalnya.
Pengakuan senada disampaikan Kades Cio Dalam, Morselbar, Abrikel Mokar. Ia mengaku, bahwa Asyura menerima uang jutaan rupiah.
“Kalau punya kami terkait pesan baju olahraga Pemdes Cio punya, itu Rp7 juta. Dan, itu betul, tapi dia punya baju sampe sekarang tarada, dan ini kami sampaikan juga dalam sidang kode etika,” bebernya.
Sementara, anggaran yang paling besar diterima Asyura di Desa Buho-Buho, Mortim. Berdasarkan ungkapan Kades Meksen Dehe, pihaknya sudah mengirim anggaran ketapang senilai Rp50 juta ke rekening pribadi Asyura.
“Kabid Pemdes, jadi waktu itu anggaran ketapang punya, waktu itu kami mau mengadakan barang dan dia mengaku mau tangani, tapi sampai sekarang barang tidak ada,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, bahwa anggaran tersebut untuk belanja perahu ketinting dan jaring, sudah ditransfer bendahara desa.
Kata Meksen “Hanya saja sampai sekarang barangnya tidak direalisasi. Sedangkan yang bersangkutan sudah pindah ke Pemprov Malut”.
“Kalau saya punya bendahara transfer ke Mantan Kabid Pemdes itu Rp50 juta, dan ada bukti transfernya. Jadi untuk dua perahu katinting sudah ada. Dua laginya sampe sekarang tidak ada, termasuk jaring,” cetus Meksen.
Tinggalkan Balasan