TERNATE-pm.com, Pemerintah Kota Ternate melalui Dinal Lingkungan Hidup (DLH) belum lama ini menemukan 25 titik mata air baru yang bakal dioptimalkan untuk meningkatkan produksi air bersih bagi masyarakat.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, M. Syarif Tjan mengungkapkan, pihaknya melakukan identifikiasi sumber mata air dan ditemukan 25 titik potensial.

“Ini sebagai upaya menjaga keseimbangan sumber mata air di Kota Ternate. 25 titik tersebut sumber mata air belum tersentuh bahkan terbengkalai dan selama ini dibiarkan begitu saja,” katanya, Senin (2/1/2023).

Menurutnya, dari 25 titik sumber mata air ini sebagian besar memang berada di lahan milik masyarakat. Untuk itu, harus ada upaya konservasi.

“Upaya konservasi adalah menanam pohon seperti pohon sagu, pohon kenau, pohon rentri dan juga pohon kenari, sehingga bisa melindungi air. Saya kira konservasi bisa berjalan kalau ada upaya pembebasan lahan di 25 titik sumber air,” terangnya.

Syarif menerangkan, 25 sumber mata air tersebar baik Ternate Barat, Ternate Utara, Ternate Tengah, Ternate Selatan, Moti dan Batang Dua.

Lanjutnya, kendala pertama yang dihadapi soal pembebasan, ini sangat penting sekali seperti Dinas Perkim yang harus mendesain perencanaan untuk melakukan pembebasan lahan.

“Ini karena keberlanjutan dari konservasi, jika tidak cepat ambil langkah maka akan sia-sia,” tuturnya.

“Konservasi tidak serta-merta dilakukan DLH, walaupun berkelanjutan harus dibentuk, sadar lingkungan setiap kelurahan untuk mereka kelola biar berjalan bagus dan perlu ada peranan lurah agar menjaga areal sekitar,” sambugnya.

Syarif juga menyebutkan 25 sumber mata air tersebut, satu titik sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Kelurahan Tanah Tinggi Barat, yakni mata air Ake Lahi di lingkungan Maliaro Kecil yang dimanfaatkan 9 rumah dan 1 masjid.

“Ini juga menjadi masukkan PDAM Ake Gaale Kota Ternate untuk mencoba memanfaatkan, karena tidak butuh energi hanya dibuat bak penampungan lalu dialirkan secara gravitasi, intinya sebagai pemerintah mesti melakukan pembebasan lahan pada setiap sumber potensial mata air itu,” pintanya.

Adapun rincian 25 titik mata air tersebut yakni, Ake Sako Kelurahan Tubo, Ake Lisbet Jati, Ake Lahi/air lobang dua Tanah Tinggi Barat lingkungan Maliafo Kecil, Ake Hula Fitu, Air Tege Tege Tongole, Air Balanda Marikurbu, Air Guraxi Marikurubu, Ake Abdas Marikurubu, Ake Monge Afe Taduma, Ake Sell Rua, Ake Ganefo Taduma, Ake Sonoto Rua, Ake Ngade Sone perbatasan Koloncucu-Kasturian, Ake Santosa, Ake Gaale, Ake Sahu Tobololo, Ake Lahi Kedaton Ici, Ake Bobo, Ake Diahi, Ake Loto, Ake Lantuhu Maliaro.

Sedangkan dua kecamatan terluar Moti dan Batang Dua diantaranya, Ake Boki Tadenas Moti, Ake Kananga Tadenas, Ake Huda Tadenas, Ake Tafaga Ake Mayau Batang Dua.