TERNATE-PM.com, Sektor pertambangan merupakan sektor paling menonjol pada peningkatan ekspor Provinsi Maluku Utara. Dalam rangka memperkuat perekonomian, ekspor harus ditingkatkan dan mengendalikan impor karena dengan ekspor bisa menghasilkan devisa negara.

Hal tersebut juga menjadikan Kementerian Keuangan RI bersama Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen pajak, Pemerintah Provinsi Maluku utara bersama stekholder melakukan seminar sinergi APBN-APBD untuk akselarasi  daya saing melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM Maluku Utara.

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Dirjen Bea dan Cukai, R. Syarif Hidayat yang ditemui, Rabu (23/10/2019) menjelaskan, dengan adanya ekspor tersebut justru semakin meningkat dan baik.

Dirinya juga menyebutkan saat ini target penerimaan negara tahun 2019 di Bea Cukai Ternate ditargetkan Rp 500 triliun dan saat ini posisi sudah lebih dari target yakni 100 persen lebih. “Target penerimaan itu biasanya untuk penerimaan ekspor kita selalu mendorong semaksimal mungkin agar naik. Pasalnya dengan naiknya penerimaan maka devisa semakin banyak,” katanya.

Selain itu, untuk barang-barang yang kena pajak ekspor, disitu juga ada penerimaan Negara. Jika barang-barang yang tidak ada Bea keluar dan tidak kena pajak keluar, justru sangat baik untuk perekonomian.

Bea Cukai di bawah Kemenkeu RI sangat mendorong agar ekspor bisa bergerak naik. Pasalnya, ekspor Malut masih didominasi oleh barang-barang mentah yang sifatnya bahan baku atau bahan intermediet sehingga kedepan barang-barang tersebut diolah dulu guna memberikan value edit sehingga pada saat dijual harganya tinggi. “Jadi kita mendapatkan devisa yang besar adanya pabrik yang mengolah barang jadi disini dan juga nantinya ada tenaga kerja yang terserap dengan baik,”jelasnya.

Dirinya juga menambahkan untuk pertumbuhan perekonomian dari sektor lain seperti pertanian, perkebunan dan perikanan akan tetap didorong. Sebab, Bea cukai berkeinginan besar untuk mendorong ekspor semakin besar dan tidak hanya pada hasil dari tanah dan kirim keluar negeri.

“Misalkan dari pertanian sangat bagus apabila pertanian dikembangkan seperti pada tahun 90-an pisang sangat terkenal dan ekspornya sangat baik,”tuturnya. Untuk itu usaha-usaha seperti itu bisa dibangkitkan kembali seperti industri pertanian dengan hasil jagung dan lainnya. “Intinya dalam orientasi ekspor kita mendorong hal tersebut dengan cara memberikan insentif, yakni jika memerlukan barang-barang untuk memproduksi atau mendatangkan alat, “ katanya. (yun/red)

Artikel ini sudah diterbitkan di SKH Posko Malut, edisi Kamis, 24 Oktober 2019, dengan judul ‘Bea Cukai Dorong Perekonomian Malut Tumbuh Subur’