TOBELO-PM.com, Tidak disangka salah satu Warga dikenal pendiam yakni Nandito Daga asal Desa Gorua Selatan, Kecamatan Tobelo Utara Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Jumat (05/02) ditemukan tewas gantung diri dalam keadaan membusuk.
Mayat korban diketahui setelah salah satu saksi Yeti menemukan korban di salah satu rumah tanpa penghuni.
Salah satu saksi Yeti mengatakan, penemuan mayat itu, bermula dari bau busuk yang muncul sudah dua hari saat korban menghilang. Meski ada bau busuk namun tidak ada kecurigaan bahwa bau busuk itu manusia. Sebab, saksi dan warga sekitar mencurigai bau busuk itu, hanya seekor tikus mati.
“So dua hari tong ciom depe bobou ini siang maupun malam, cuman tong kira tikus mati,” kata Yeti.
Yeti mengatakan, pada pagi hari beliau sedang mencari cucunya kemudian melewati rumah kosong yang ditinggalkan oleh Adrius Korois.
“Tiba-tiba saya mencium bau tidak sedap yang berasal dari dalam rumah kosong,”ucapnya.
Sesampainya di rumah kosong tepatnya dibawah jendela rumah, saksi tidak mencium bau lagi dari luar, namun mencium bau dari dalam rumah. Tiba-tiba saksi menengok dari lubang jendela, saksi langsung melihat sesorang dengan kondisi tergantung.
“Kemudian saya pun memanggil masyarakat yang ada di sekitar rumah tersebut untuk masuk dan mengecek, setelah kami masuk kedalam rumah dan mendapati korban inisial N dengan posisi tergantung tali yang terikat dileher di dalam kamar depan, dan korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dan membusuk,” imbuhnya.
Sementara itu, Menurut Keterangan dari ayah korban Yoksan Daga bahwah korban keluar dari rumah sejak Rabu (03/02) sekitar pukul 12.00 wit, tanpa memberitahukan kepada orang tuanya. Bahkan sang ayah tidak tahu kalau anaknya korban bunuh diri. Sang Ayah hanya mengetahui bahwa anaknya sudah ke rumah neneknya di Kampung Baru Aspol, hal itu karena korban sering pergi ke rumah neneknya.
“Saya selaku orang tua juga tidak tau, nanti setelah saya tau pas kejadian bahwa korban sudah dalam keadaan gantung diri bahwa anak saya sering mengisap lem Ehabon, dan orangnya pendiam, tidak banyak cerita walaupun ada masalah, jadi saya juga tidak tau soal anak saya, karena dia sering tinggal di rumah neneknya,” Jelasnya.
Sementara itu menurut Kepala Desa Gorua Selatan Mirwan Idris, kejadian gantung diri sudah empat kali terjadi, pada tahun 2020 ada 3 kasus sementara tahun ini sudah satu kasus, jadi sudah empat orang warganya yang melakukan bunuh diri.
“Mirwan berharap kepada pemuda agar selalu berpikiran jernih ketika mendapat masalah jangan langsung mengambil tindakan dengan cara bunuh diri,” Jelasnya.
Sementara Kasubag Humas Polres Halut, AKP Mansur Basing, membenarkan dengan kejadian gantung diri di Desa Gorua Selatan.
“Benar bahwa kami mendapat laporan jika adanya kejadian gantung diri di Desa Gorua Selatan,” katanya.
Mansur mengatakan, setelah mendapat laporan, pihak kepolisian langsung turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengambil keterangan dari saksi-saksi dan mengamankan barang bukti.
“Keluarga korban menolak untuk dilakukan Visum dan otopsi, sehingga keluarga korban membuat surat pernyataan,”Tutupnya.(Mar/red)
Tinggalkan Balasan