MOROTAI-PM.com, Penembakan gas air mata secara brutal oleh aparat kepolisian yang bertugas pada kegiatan pertandingan sepak bola Bupati CUP kembali terjadi lagi.

Jika sebelumnya, seorang bayi berumur 4 bulan terpaksa dilarikan ke tempat yang aman karena terpapar asap gas air mata dari aparat kepolisian. Kini, pemembakan gas air mata itu kembali ditunjukkan pada saat pertandingan antara keseblasan Morotai United (MU) lawan Moscow Joubela. Senin (30/12/2019).

Saat itu, para penonton yang kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak yang berada di tribun terkena gas air mata. Berdasarkan pantauan koran ini, awalnya pendukung Joubela yang berada di bawah tribun tepatnya samping lapangan berteriak teriak. Teriakan itu langsung disambut oleh penonton sebelah kanan tribun, akibatnya, perang mulut terjadi sehingga kepanikan penonton diatas tribun terjadi sehingga lempar lemparan terjadi antar kedua kubu. Akibatnya, sejumlah anggota Polisi dari jauh langsung melakukan penembakan di dalam tribun, mereka juga menembakkan gas air mata di depan rumah warga baik di sisi kanan belakang tribun dan sebelah kiri tribun. Bahkan, tiga buah gas airmata juga ditembakkan di depan kampus Unipas yang terletak di belakang tribun. Akibat dari penembakan itu, supporter dan warga lari kocar kacir.

Sementara Ahyar, salah satu masyarakat yang anaknya pernah menjadi korban dari Gas air mata kembali meradu mulut dengan salah satu Polisi. Menurut Ahyar, polisi tidak seharusnya membabi buta melakukan penembakan gas air mata yang berakibat pada terpaparnya gas air mata ke rumah warga.”saya lihat, nanti kacau baru dorang dari jauh tembak sembarangan ke arah tribun, seharusnya jika situasi tidak baik, polisi harus berada di lokasi dimana akan ada potensi kekacauan di tribun, banyak sekali anak anak dan ibu ibu yang tidak tahu hal terpapar gas air mata.” Kesalnya.

Ia meminta agar Kapolres harus memberikan protap keamanan yang jelas apalagi dilokasi itu terdapat rumah warga.

Sementara itu, Kapolres Morotai AKBP Andri Hariyanto S.Ik menaggapai hal ini saat mendapat informasi dari masyarakat melalui media massa, Dirinya sudah mengevaluasi sistem pengamanannya. Hanya saja, ketika bentrok antar pendukung kejadian itu kembali lagi. (ota/red)