WEDA-pm.com, PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) selalu mendukung pemerintah untuk mengupayakan pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara. Salah satu wujudnya adalah kemitraan dengan beragam UMKM, terutama untuk  penyediaan bahan makanan. Ketersediaan bahan makanan sangat penting bagi 70 ribu tenaga kerja yang terserap di dalam Kawasan Industri Weda Bay.

Vice President IWIP, Kevin He, berharap hubungan dengan UMKM ini dapat terus terjalin dengan baik berdasarkan prinsip kerja sama saling menguntungkan. Agar kerja sama dengan UMKM dapat berjalan optimal, IWIP menyelenggarakan kegiatan Pembinaan UMKM di Site Tanjung Ulie, Weda Tengah, Halmahera Tengah, Maluku Utara, Kamis (7/3/2024).

Kegiatan itu dihadiri oleh 50 peserta. 25 peserta berasal dari pedagang di kios Gate 2, sedangkan 25 lainnya merupakan UMKM yang telah bermitra dengan IWIP sebagai pemasok.

Ada tiga narasumber yang memberikan materi pada hari tersebut. Pemateri pertama, Anna Nurbani adalah Direktur Pemberdayaan Usaha, Kedeputian Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal, Kementerian Investasi/BKPM. Selanjutnya Deputi Bidang Pengembangan Iklim, Penanaman Modal Kementerian Investasi, Iwan Suryana, sebagai pemateri kedua. Kedua pejabat kementerian memaparkan materi mengenai Prosedur Penggunaan Aplikasi OSS dan Proses Kemitraan UMKM.

Materi ketiga tentang Prosedur Teknis Pengadaan Barang disampaikan oleh Nurlaila Bermawi dari Departemen Commercial IWIP.

“Tujuan kegiatan ini guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis dan operasional sebagai jawaban terhadap era digital,” jelas Kevin He.

Kevin melanjutkan, peran dan sinergi dari segenap pemangku kepentingan, baik IWIP, pemerintah pusat, dan daerah, serta para pelaku UMKM, sangat diperlukan untuk dapat menjawab tantangan tersebut.

Senada dengan Kevin, Pj. Bupati Halmahera Tengah, Ikram M Sangaji, mengatakan bahwa Weda Tengah sebagai daerah industri membutuhkan regulasi di tingkat pusat sehingga dapat memperkuat kerja sama ini.

“Terkadang pola kemitraan yang dibangun perusahaan membutuhkan penyesuaian sehingga dengan adanya regulasi di tingkat pusat menjadi kerangka acuan kita di pemda untuk menjamin dan memperkuat kemitraan,” paparnya.

Ikram berharap pola kemitraan dan pembinaan UMKM bisa berkelanjutan agar dapat mendukung kegiatan industrialisasi nikel di Halteng.

“Kami ingin kemitraan ini membangun suatu sinergi untuk pemberdayaan ekonomi lokal,” ucapnya.

Kegiatan pembinaan tersebut memperoleh respon positif dari para pengusaha UMKM. Suhardi, misalnya, pedagang di kios Gate 2 itu mengaku pembinaan terhadap UMKM sangat penting dilakukan.

“Saya berterima kasih kepada IWIP yang telah memberikan bimbingan, khususnya untuk usaha kecil dan menengah, sebab dengan adanya pembinaan, kami bisa belajar bagaimana mengelola UMKM menjadi lebih baik lagi,” katanya.

Menurutnya, keterlibatan pengusaha lokal dalam industrialisasi nikel menjadi bukti keseriusan IWIP dalam upaya mencapai kemakmuran masyarakat.

Dampak kehadiran Weda Bay Project juga dirasakan langsung oleh Sutarmi. Di kios nomor 46, warga Desa Woejerana, Weda Tengah itu menjajakan sembako dan beragam jenis sayuran yang ia beli dari wilayah di Halmahera Tengah dan sekitarnya, seperti Trans Waleh, Trans Maidi, dan Wairoro.

“Alhamdulillah sekali saya bisa jualan di sini setelah dapat rekomendasi dari kepala desa,” kata Sutarmi. “Sebelum ada IWIP saya hanya berjualan di rumah, alhamdulillah setelah ada IWIP saya bisa berjualan di sini, dan dari segi pendapatan juga meningkat,” lanjutnya.

Dengan berjualan di Gate 2 ia bisa menguliahkan anak-anaknya dan membangun rumah. Sutarmi tak sendiri, di kawasan Gate 2 itu kini terdapat 53 kios yang masing-masing diisi oleh masyarakat sekitar Kawasan Industri Weda Bay.

Seperti pemilik kios lainnya, untuk menempati kios tersebut diperlukan rekomendasi kepala desa. Kebijakan tersebut diterapkan dengan tujuan agar masyarakat sekitar Kawasan Industri Weda Bay dapat diberdayakan.