TOBELO-PM.com, Temuan herbal anti virus HIV/AIDS oleh Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Kesehatan Makariwo (STIKMA) Tobelo, Dr. Aren Mapanawang, rupanya diabaikan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Halmahera Utara (Halut). Padahal herbal Herbalove Golarend temuan Dr. Aren ini diklaim bisa menyembuhkan penyakit HIV/AIDS.

Dr. Aren pada poskomalut.com, Kamis (19/09/201) menyesalkan pernyataan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Halut, Muhammad Tapi Tapi yang meragukan kualitas herbal Herbalove Golarend sebagai anti virus HIV/AIDS, dengan meminta ada pengujian farmasi dari ahli.

Padahal, herbal anti virus HIV/AIDS hasil temuannya sudah mendaptkan izin produksi dari BPOM, hanya tinggal menunggi izin untuk mengedarkan. Lanjutnya, jika suda ada izin maka pihaknya akan segera memasarkannya hingga pasar internasional. Bahkan, India termasuk Negara yang sudah memesan herbal temuannya.

“Kami tetap produksi sebagai suplemen herbal sesuai ijin pabrik. Jadi kami menjualnya sebagai suplement yang berkasiat antiokdidant anti retrovirus anti cancer, sebab bahannya alamiah maka efek samping pasti kurang,” jelasnya.

Dr. Aren membeberkan, bahwa herbal hasil temuannya secara ilmiah sudah go internasional, seperti di undang presntasi ke USA lasvegas New York, Washington. London, Germany dan Negara-negara besar Eropa juga meminta pendapat tentang penemuan dan kiat kiat memberantas penyakit HIV/AIDS secara radikal, baik itu yang sudah teriinfeksi atau belum diobati.

“Secara nasional pihaknya telah diundang oleh Menritekdikti, Deputi Kementerian Ekonomi, BANK BI, Litbang Sulut dan Gubernur. Tapi sekelas Kabupaten sekecil Pemda Halut ini, berfikir seperti itu,” herannya.

Dirinya menyebutkan, jika pemda Halut tetap meragukan khasiat herbal Herbalove Golarend miliknya, maka dirinya tidak memaksa. ”Terkait Pemda mau menggunakan atau tidak, itu urusan mereka. Saya tidak ada urusan, mau pake atau tidak,” tandasnya.

Dr. Aren menjelaskan, jika Pemda Halut membutuhkan pihak STIKMA, maka dirinya bisa menyiapkan 600 mahasiswanya dengan bentuk pokja terhadap sektor terkait. Misalnya, perdesa 10 orang tim STIKMA yang bertugas memberikan edukasi tentang bahaya HIV/AIDS. Apabila ini terus dilakukan, maka dipastikan ada langkah maju mengurangi angka 713 yang suda terinfeksi, tetapi anehnya Pemda tidak berfikir sampai kesitu.

“Saya bingung dengan jalan fikir Pemda dan DPRD, kondisi Halut yang suda terinfeksi sekitar 713 orang namun mereka hanya berfikir mencatat, rasanya gimana saya bingung, undang minta minta pendapat terkait penanganan HIV/AIDS saja tidak, apakah takut atau malu atau tidak cerdas,” cetusnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan, Muhammad Tapi Tapi saat dikonfirmasi mengatakan, Pemda bisa menggunakan obat temuan Dr. Aren, tetapi penemuan obat yang bersumber dari bahan alami seperti tumbuhan Gogolobe, tidak hanya mengandalkan ijin dari BPOM. “Temuan Dr. Aren itu tidak hanya kita mengandalkan ijin pengelolaan, harus ada pengujian dari ahli farmasi atas kelayakan mengkonsumsi obat tersebut. Kita juga sangat mengapresiasi dan bahkan menggunakan herbal itu jika suda ada yang diuji oleh para Ahli farmasi,” jelasnya. (red)