Resiko Penularan Virus Corona pada Anak dan Perempuan Masih Tinggi

Alwia Assagaf

SOFIFI-PM.com, Angka positif virus Corona (Covid-19) Provinsi Maluku Utara masih terus bertambah, bahkan anak dan perempuan rentan tertular wabah pandemi virus yang mematikan itu. Apalagi pada anak masih sangat besar atau tinggi, untuk itu penerapan new normal di Provinsi Maluku Utara belum bisa diberlakukan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Maluku Utara Alwia Assagaf, yang juga juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Maluku Utara saat dikonfimasi posko Malut melalui pesan whatsapp, minggu (7/6/2020) mengungkapkan, sampai saat ini sebanyak 3 orang anak terkonfirmasi positif Covid-19 dari 186 kasus positif Covid-19 di Malut, 3 orang anak itu yakni pasien 21 asal tikep berumur 1,9 tahun tertular virus covid-19 dari ibunya, namun sudah sembuh pada 12 mei 2020 lalu, pasien 166 yang baru berumur 8 tahun yang saat ini menjalani karantina di Jababeka Pulau morotai merupakan pelaku perjalan, dan ketiga, pasien 178 asal Kepulauan Sula yang berumur 4 tahun terkonfirmasi positif Covid-19 karena kontak erat dengan orang tua.

Lanjut Alwia, presentase kasus covid-19 pada anak 1,6 persen, artinya di antara 100 penderita terkonfirmasi covid-19 ada 2 anak yang positif dan terdapat ada 1 anak usia sekolah (pasien 166). “Melihat kasus positif yang masih bertambah, maka risiko tertular pada anak masih sangat besar. untuk itu IDI Malut sangat mendukung school from home (belajar dari rumah) bagi anak usia sekolah,”harapnya.

Selain kasus positif covid-19 pada anak, juru bicara gugus tugas Covid-19 Malut itu mengungkapkan presentase kasus positif Covid-19 pada perempuan 29 persen di antara total kasus terkonfirmasi positif covid19 Terbanyak di Kota ternate (61%). Di antara kasus positif covid-19 pada perempuan yang sembuh baru 1 orang (1,9 %) dan yang meninggal 5 orang (9,2 %).
“Saya himbau masyarakat utama para ibu agar dapat membatasi keluar rumah jika bukan untuk keperluan penting dan tidak mengajak anak. Jika ibu tertular maka akan memperbesar risiko tertular untuk keluarga di rumah terutama anak-anak,”harapnya.

Alwia menghimbau, agar tetap laksanakan secara ketat protokol pencegahan covid19 saat berada di luar rumah, dan sebisa mungkin diterapkan di dalam rumah ditambah protokol kesehatan saat masuk ke dalam rumah (cuci tangan pakai sabun, mandi &/mengganti baju bepergian, baru menjumpai anak). "Protokol pencegahan covid19 harus secara ketat dilakukan oleh masyarakat agar dapat mengurangi risiko penularan lokal, sehingga paparan kasus pada anak dapat dihindari," harap ketua IDI Malut itu.

Ketua IDI Malut itu menegaskan, Presentase kasus covid-19 pada anak 1,6 persen artinya di antara 100 penderita terkonfirmasi covid-19 ada 2 anak yang positif. "Ini menjadi dasar belum dapat dilaksanakan New Normal untuk Provinsi Malut,”kata Alwia. (iel/red)

Komentar

Loading...