TERNATE-pm.com, Desakan terhadap Pemerintah Kota Ternate menuntaskan masalah air bersih terus digaungkan Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas) Maluku Utara.

Gamhas kembali berunjuk rasa meminta Pemerintah Kota di bawah kepimimpinan M. Tauhid Soleman segera menyelesaikan masalah air bersih di sejumlah kelurahan.

Unjuk rasa digelar di depan Kantor Wali Kota Ternate, pada Kamis (19/10/2023), dikoordinir Baskara H. Abdullah.

Jalannya unjuk rasa menyuarakan aspirasi masyarakat yang belum menikmati air bersih itu diwarnai saling dorong antara massa aksi dengan anggota Satpol PP dan pihak kepolisian.

Masa aksi pun tidak menerima perlakuan pihak keamanan yang mendorong mereka saat anjuk rasa. Mereka mengatakan hanya menyampaikan tuntutan masyarakat yang belum ditunaikan pemerinta kota lewat unjuk rasa.

Satpol PP dan kepolisian pun membubarkan paksa aksi tersebut, hingga terjadi kejar-kejaran. Namun, insiden tersebut tak berlangsung lama.

“Kami hanya ingin menemui wali kota dan Direktur Perumda Ake Gaale untuk lakukan hearing terbuka di depan kantor ini,” tegas Baskara.

Baskara menegaskan Kota Ternate mengalami satu masalah serius dalam hal kurangannya penyediaan air bersih.

Sebab, krisis air bersih bukan baru terjadi saat ini, namun sudah sejak lama tapi belum bisa diselesaikan Perumda Ake Gaale.

Menurutnya, air bersih merupakan kebutuhan paling mendasar. Selain masalah pelayanan air bersih yang kurang memuaskan, adapun penetapan jadwal air yang dianggap tidak sesuai keinginan masyarakat.

“Ada beberapa kelurahan yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih akibat dari pendistribusian yang tidak teratur,” jelasnya.

Ia mengaku, berdasarkan hasil investigasi Gahmas, terdapat sejumlah kelurahan yakni Foramadiahi (RT O1, 04, 05, 07, 08), Kalumata (RT 19), Tanah Tinggi Barat lingkungan Jerbus (RT 04, 05, 06), Sasa RT 01 dan kelurahan Tubo puncak.

“Kami menilai, distribusi air oleh Perumda Ake Gaale tidak tepat sasaran. Misalnya di Kalumata, warga terpaksa harus menunggu hingga malam untuk menampung air. Kemudian, kelurahan Sasa, RT O1, dan Tubo puncak, sampai sejauh ini belum mendapatkan jalur (pipa) air oleh Perumda Ake Gaale,” tegasnya.

“Sehingga, masyarakat harus membeli air profil dengan harga Rp 60.000 -120.000 ribu per profil. Ini menyebabkan pengeluaran masyarakat makin bertambah, karena satu profil dengan harganya Rp 60.000 ribu dalam pemakaian untuk kebutuhan masyarakat hanya berkisar tiga hari dalam seminggu,” ujarnya.

Ia menambahkan, di tengah situasi yang sulit, Pemkot justru mentingkan pendistribusian air ke berbagai hotelhotel besar. Artinya Pemkot mengabaikan nasib masyarakat di sejumlah kelurahan belum mendapatkan air bersih.

“Kami dengan tegas meminta agar Pemkot dan Perumda Ake Gaale untuk tuntaskan masalah air di sejumlah kelurahan. Kemudian , Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman harus mengevaluasi Direktur Perumda Ake Gaale,” pungkasnya.