TERNATE-PM.com, Puan Maharani dan Nurmaya Baharudin, Siswi SMA 2 Kota Ternate yang mampu membuktikan hasil karya mereka dengan membuat dua robot sampah. Di mana Puan Maharani menciptakan robot pendeteksi sampah dan Nurmaya Baharudin, robot pengangkut sampah perairan.

Karya terbaik dua siswi yang mewakili Maluku Utara itu dipamerkan di kanca nasional dalam festival Borobudur tahun 2022 dengan program presisi yang bertemakan ekologi.

“Presisi sendiri merupakan program penguatan karakter siswa mandiri melalui seni. Dari 101 sekolah di Indonesia, SMAN 2 terpilih mewakili Maluku Utara untuk mengimplentasikan program presisi,” ujar koordinator dan pembimbing presisi SMAN 2, Iriyani Hasan kepada media ini, Selasa (28/6/2022).

Iriyani mengatakan, nilai posotif didapatkan dalam program presisi adalah mendorong para siswa untuk mengubah cara berfikir bahwa sebenarnya mereka mampu.

“Siapa bilang anak-anak di Maluku Utara tidak bisa, buktinya mereka bisa. Bahkan, mereka mendapatkan pujian dari salah satu penguji. Suport system terhadap kurikulum presisi perlu diangkat untuk menjadi motivasi kepada siswa-siswa lain di Maluku Utara, karena ini ada kaitannya dengan Program Merdeka Menganjar (PMM) yang digaungkan mas Mentri Pendidikan KemendikbudRistek RI,” tuturnya.

Lanjutnya, dalam program itu, selain berfikir kritis, kreatif, inovatif dan mengajak mereka untuk mandiri tapi bagaimana para siswa bisa berguna untuk masyarakat. Selain itu, program presisi ini bisa diimplementasikan dan diwujudkan dan menjadi program unggulan sekolah, sehingga karya yang diciptakan sebagai wujud nyata bahwa siswa itu belajar.

Iriyani berharap, ada kolaborasi dari pemerintah kota dan sekolah dalam hal ini bujeting untuk mengembangkan karya dua siswa terbaik yang mampu menciptakan robot pendeteksi sampah plastik.

“Ucapan terima kasih kepada kepala SMAN 2 Kota Ternate yang sangat mensupport kegiatan presisi ini. SMAN 2 juga diberi kesempatan menulis buku karya bersam Presisi,” ucapnya.

Nurmaya Baharudin salah siswi yang menciptakan robot pendeteksi sampah mengaku bangga karena bisa menghasilkan karya terbaik melalui program presisi. Selain itu, membawa nama baik Maluku Utara dan SMA N 2 di tingkat nasional.

Ia mengatakan, awal mula munculnya ide untuk menciptakan robot pendeteksi sampah itu kepudulian mereka terhadap lingkungan sekitar.

Kata dia, untuk menciptakan robot tersebut mengalami dua kali gagal. Namun, semangat dirinya bersama Puan tidak surut. Pada percobaan ketiga akhirnya membawa hasil terbaik.

“Kami membuat robot tersebut selalu gagal dan melakukan tiga kali percobaan. Karena kami membuat robot ini pendeteksi sampah plastik, namun benda-benda lain selalu dideteksi. Karena tujuan membuat robot ini untuk mendeteksi sampah plastik, dan keempat kalinya baru berhasil,” bebernya.

“Kami juga diperintahkan pembimbingan untuk mencari sumber belajar lain seperti di kaka kaka mahasiswa Teknik Unkhair dan orang tua kami juga ikut mebantu dan ini kolaborasi yang sangat luar biasa,” sambungnya.