TERNATE-PM.com, Konektivitas transportasi udara di timur Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Padahal, lewat udara, mobilitas di timur Indonesia bakal bisa lebih mudah.
Bahkan, sebelumnya Wakil Gubernur Papua Barat Mohammad Lakotani pernah mengatakan bahwa langit timur khususnya Papua, sangat efektif untuk mobilitas masyarakat dibanding transportasi darat. “Kita bangun bandara itu 2-3 tahun terjadi, bikin jalan itu dua periode gubernur juga belum tentu jadi,” kata Lakotani, di Ambon, Kamis (12/9/2019).
Lakotani pun meminta pemerintah membangun lebih banyak bandara perintis. “Bangun bandara perintis ini kita mohon untuk jadi prioritas,” pungkasnya.
Mengutip data Badan Perencanaan
Nasional (Bappenas), Jumat (13/9/2019) selama lima tahun ke depan, bandara ikut
menjadi fokus pembangunan di Indonesia Timur. Mulai dari bandara besar dan
bandara perintis akan dibangun di ujung timur.
Di Papua sendiri nantinya akan dibangun jembatan udara,
maksudnya membangun bandara perintis. Ada beberapa bandara perintis yang akan
dibangun, mulai dari di daerah Wamena, Dekai, Oksibil, Elelim, Ilaga, Mozes
Kilangin.
Selain itu akan ada tiga bandara besar baru di Papua. Mulai
dari Bandara Siboru Fak-Fak dan Bandara Wasior Baru di Provinsi Papua Barat,
lalu Bandara Nabire Baru di Provinsi Papua.
Bukan cuma di Pulau Papua, di gugus Kepulauan Maluku pun akan
ada dua bandara baru. Salah satunya Bandara Weda di Provinsi Maluku Utara yang
akan mendukung Kawasan Industri Teluk Weda. Terakhir di Provinsi Maluku akan
dibangun bandara Gorom. (red/dtc)
Tinggalkan Balasan