SANANA-PM.com, Rapat fraksi di DPRD Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) yang berlangsung di ruang rapat fraksi DPRD Kepsul, pagi tadi berlangsung ricuh. Rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kepsul, Sinaryo Thes tersebut dalam rangka membahas penempatan Yulita Umanilo sebagai Kepala Sekretariat Dewan (Sekwan) yang baru dilantik Bupati Hendrata Thes, Selasa (07/01/2020) .

Pantauan Posko Malut Rabu (08/01/2020), Rapat dengar pendapat fraksi yang dimulai kurang lebih pukul 10.30 WIT itu, awalnya berjalan lancar, namun suasana rapat itu kemudian mulai memanas dan berubah menjadi gaduh, karena unsur pimpinan terkesan mempertahankan argumentasi dan mengabaikan aspirasi yang disampaikan oleh sejumlah anggota fraksi dalam rapat tersebut. “Bagaimana kami tidak naik pitam, kalau setiap argumentasi yang kami sampaikan terkesan diabaikan oleh unsur pimpinan dan unsur pimpinan lebih mempertahankan argumentasi mereka,”. ungkap salah satu anggota fraksi Basanohi dari Partai PBB, Lasidi Leko.

Menurut Lasidi, Rapat yang berlangsung di ruang fraksi tersebut dilakukan, dalam rangka untuk mendengar pendapat fraksi, terutama tiga fraksi yakni, fraksi Basanohi, Kebersamaan dan Golkar, terkait dengan penempatan Sekwan baru yang dilakukan oleh Bupati Hendrata Thes kemarin, kerena menurut tiga fraksi, pelantikan Sekwan baru yang dilakukan oleh Hendrata Thes, melanggar prosedur dan ketentuan perundangan yang berlaku. “Berdasarkan Undang-Undang (UU) MD3 dan PP 18 tahun 2019, pengangkatan Sekwan Bupati harus berkonsultasi dengan Pimpinan DPRD dan sebelum pimpinan DPRD merekomendasikan pejabat yang akan dilantik, pimpinan DPRD terlebih dahulu harus menggelar rapat dengar pendapat dengan seluruh fraksi yang ada di DPRD, dari hasil rapat dengar pendapat itu, baru kemudian Pimpinan DPRD merekomendasikan nama pejabat tersebut ke Bupati dan kemudian Bupati melantik, sementara yang terjadi saat ini, Bupati secara diam-diam langsung melantik Sekwan tanpa diketahui oleh DPRD,” ujarnya.

Olehnya itu, lanjut Lasidi, pertemuan seluruh fraksi bersama pimpinan DPRD itu dalam rangka untuk menyikapi sikap Bupati tersebut, karena seluruh fraksi menilai Bupati mengabaikan DPRD, dalam hal penempatan Sekwan. Namun karena pimpinan DPRD, terkesan melindungi Bupati, sehingga terjadi kacau dalam itu. “Kalau pimpinan tidak terkesan membela Bupati dan mengikuti apa yang menjadi kemauan fraksi, maka rapat tadi berjalan aman, tapi karena pimpinan terkesan membela Bupati dan abaikan pendapat yang disampaikan oleh anggota fraksi, akhirnya kacau,” tandasnya.

Akibat kejadian itu, ada beberapa meja serta microfon (Pengeras suara) dibanting oleh anggota DPRD. (fst/red)