Sio kona
Jejak Muhammad Nakil di pinggir pantai terlalu sakit
Menahan etos, sambil ambil empati dengan darah juang
Trauma terhimpun rindu dalam genggaman
Ketika tarian salai jin diretuskan
Ada sengsara datang kepada lelaki
Pasrah berjalan di atas lautan penuh ancaman
Kebebasan lumpuh saat kaki tersentuh tanah
Dimana kaki lebih perpacaya dari melangkah
Telapak kaki hilang, ikan cakalang tinggal nama
Sebab jaring yang tersebok dengan pikiranmu, nona
Nona, ingatan beta masih simpan di dalam bait puisi
Lautan kering untuk beta tak lagi memancing
Padahal sampan adalah hidup paling langkah
Tentang tidak atau rindu, beta rasa bermalam di atas dergama
paling sabar daripada diam-diam dalam sunyi dengan ancaman
Di atas sampan agar mapan dengan imbalan
Saling mengejar nona membuat alasan tumbuh bayaran
Beta dan sampan di atas laut supaya sejarah tetap sejajar
Dalam tegang sekedar menghafal bismillah tanpa melupa fajar
Pulang beta lewat jalur hati
Dekatkan ulu hati agar bulu hati tak patah tiga
Di halaman batu karang kita lepas lelah
Laut kembali membiru. Kita jangan lagi
yang bergelombang di musim lalu.
Mansur Armayin
Tidore, 10 Januari 2020
Tinggalkan Balasan