Beta dan Sampan di Atas Laut
![](https://poskomalut.com/wp-content/uploads/2020/01/Sampan.jpg)
Sio kona
Jejak
Muhammad Nakil di pinggir pantai terlalu sakit
Menahan
etos, sambil ambil empati dengan darah juang
Trauma
terhimpun rindu dalam genggaman
Ketika
tarian salai jin diretuskan
Ada
sengsara datang kepada lelaki
Pasrah
berjalan di atas lautan penuh ancaman
Kebebasan lumpuh saat kaki tersentuh tanah
Dimana
kaki lebih perpacaya dari melangkah
Telapak
kaki hilang, ikan cakalang tinggal nama
Sebab
jaring yang tersebok dengan pikiranmu, nona
Nona,
ingatan beta masih simpan di dalam bait puisi
Lautan
kering untuk beta tak lagi memancing
Padahal
sampan adalah hidup paling langkah
Tentang
tidak atau rindu, beta rasa bermalam di atas dergama
paling
sabar daripada diam-diam dalam sunyi dengan ancaman
Di
atas sampan agar mapan dengan imbalan
Saling
mengejar nona membuat alasan tumbuh bayaran
Beta
dan sampan di atas laut supaya sejarah tetap sejajar
Dalam
tegang sekedar menghafal bismillah tanpa melupa fajar
Pulang
beta lewat jalur hati
Dekatkan
ulu hati agar bulu hati tak patah tiga
Di
halaman batu karang kita lepas lelah
Laut
kembali membiru. Kita jangan lagi
yang
bergelombang di musim lalu.
Mansur
Armayin
Tidore,
10 Januari 2020
Komentar